Jumat, 25 Januari 2013

10 Alasan Pentingnya Memperingati Maulid Nabi

Bulan maulid telah tiba. Lantunan barzanji, dhiba’ dan puji-pujian kepada Rasulullah saw menggema di setiap surau, masjid dan mushalla, lapangan hingga kantor-kantor.
Para santri berlomba mendendangkan dengan lagu yang indah. Suara yang merdu  menambah khusyu’ hati kyai membayangkan kehadiran Kanjeng Nabi. Anak-anak kecil berkalung sarung cerah gembira menunggu jajanan yang sebentar lagi dihidangkan. Allahumma shalli wa sallim ‘alaihi.

Begitulah suasana maulid dimeriahkan umat muslim Nusantara. Bulan maulid adalah bulan suka-cita. Cerah sinarnya menyibakkan kegelapan yang menyelimuti ummat manusia. Meski tradisi peringatan maulid telah berurat-akar di tanah air ini, tidak ada salahnya jika dikemukakan kembali beberapa alasan penting diadakannya maulid Nabi saw.

Dalam bukunya Kalimatun Hadi’atun fil Bid’ah, Kalimatun Hadi’atun fil Ihtifal bil Maulid, Kalimatun Hadi’atun fil Istighatsah, Dr. Oemar Abdullah Kamil menerangkan beberapa hal yang berhubungan tentang peringatan maulid Rasulullah saw. Ada Sepuluh alasan yang menjadikan pentingnya memperingati Maulid Nabi yaitu:

Pertama, bahwa Allah swt memberkati dan mengagungkan hari dan tanah kelahiran para nabi. Apalagi hari kelahiran Rasulullah saw. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita sebagai umat Rasulullah memuliakan hari kelahirannya.  Hal ini berdasar pada kisahkan dalam sebuah hadits yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari jilid VII bahwa ketika dalam perjalanan Mi’raj, Rasulullah saw diperintahkan Jibril shalat dua rekaat di Bethlehem. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat, Jibril lalu bertanya “apakah kamu tahu di mana kamu shalat saat itu? Rasulullah saw menjawab “tidak” dan jibril berkata lagi “kamu shalat di Bethlehem tempat kelahiran Nabi Isa”. Demikian potongan hadits tersebut:

…ثم قال لي انزل فصل فنزلت وصليت فقال لي اتدري اين صليت ؟ فقلت لا، قال صليت في بيت لحم بناحية بيت المقدس، حيث 
ولد عيسى بن مريم عليه السلام ثم ركبت فمضينا

Hadits di atas membuktikan betapa Allah dan Rasul-Nya menghormati tanah kelahiran Nabi Isa as sebagai Nabi Allah swt. Sekaligus juga menunjukan kesadaran beliau akan arti sebuah sejarah bagi kehidupan umat manusia. 
Demikian pula Allah swt merahmati hari hari kelahiran Nabi Isa dengan kesejahteraan sebagaimana temaktub dalam surat Maryam ayat 33. 
وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan (Maryam: 33)

Jikalau Allah swt memberkati hari kelahiran Nabi Isa as, bukankah berarti hari kelahiran Rasulullah saw lebih diberkati dan dilimpahi kesejahteraan? Sesungguhnya semua hari itu sama, diciptakan dan ditentukan oleh Allah swt, oleh karenanya Ia berhak memuliakan dan meng-istimewakan hari-hari pilihan-Nya. Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa ayat dalam al-Qur’an dimana Allah  dengan tegas menentukan nilai dari hari-hari (ayyam) tersebut. Diantaranya dalam Surat Ibrahim ayat 5 dan al-Jatsiyah ayat 14

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآياتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah” (Ibrahim: 5)

 قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan (al-Jasiyah: 14).

Alasan kedua pentingnya memperingati maulid Nabi adalah bertolak dari kisah Abu Lahab, paman Rasulullah saw yang memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah al-Aslamiyyah pada hari kelahiran Rasulullah saw. Begitu girangnya Abu Lahab atas kelahiran keponakannya yang bernama Muhammad saw, sehingga ia memerdekakan Tsuwaibah al-Aslamiyyah yang sekaligus berlaku sebagai orang pertama yang menyusui Muhammad saw. 

Walaupun dalam Surat al-Lahab, Allah swt telah memfonisnya sebagai orang yang celaka di dalam neraka, tetapi berkat rasa girangannya semasa hidup atas kelahiran Muhammad saw, ia pun mendapatkan syafaat setiap hari senin dengan merasakan kesejukan. Begitulah di ceritakan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wan Nihayah halaman 272-273. 

Cerita Ibn Katsir ini juga termuat dalam hadits shahih bukhari dalam kitab nikah “sesungguhnya Abu Lahab berkata kepada saudaranya Abbas di dalam mimpinya: “sungguh dia telah meringankan penderitaanku setiap hari senin”.
Begitu pentingnya riwayat ini sehingga al-hafidz Syamsyuddin bin Nashiruddin ad-Dimasyqi dalam kitabnya Mawridus Shadi fi Maulidil Hadi menuturkan:

Jikalau seorang kafir ini telah dicela dengan ‘tabbat yada…’ yang kekal di neraka.Telah diringankan setiap hari Senin karena bergembira dengan kelahiran Muhammad. Maka, apa yang kira-kira akan dianugerahkan kepada hamba yang selalu berbahagia dengan kelahiran Rasul-Nya selama hayat hingga meninggal dalam Islam?

Alasan ketiga mengapa harus memperingati hari maulid adalah bahwa Rasulullah saw sendiri mementingkan berpuasa pada hari tersebut. Yaitu setiap hari senin seperti yang diriwayatkan oleh Abi Qatadah dalam Imam Muslim:

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rosulululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : "Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu". (HR Muslim).

Sabda ‘yauma wulidtu fihi (itu adalah hari aku dilahirkan)’ adalah kalimat yang menekankan betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah saw. sehingga beliau berpuasa di hari itu. Meskipun tidak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai penghormatan tersebut, tetapi bagi umat yang tahu diri tentunya hadits tersebut telah cukup menjadi tanda.

Alasan keempat adalah bahwa Rasulullah saw sangat mementingkan nilai kesejarahan sebuah kejadian. Sebagaimana beliau sadari bahwa waktu tidak mungkin kembali lagi. Manusia hanya bisa mengingat momentum tersebut dan menjadikannya sebagai ‘ibroh’ pelajaran di masa kini dan masa depan.

Oleh karena itulah Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari 10  bulan Muharram (asyuro’) untuk memeringati kemenangan Nabi Musa as ata raja Fir’aun. Demikian tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu dalam Shahih Bukhari No 1900,

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Tatkala Nabi Shallallahu’alaihi wasallam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. [HR Al Bukhari].

Kesadaran Rasulullah saw atas pentingnya nilai sejarah haruslah kita teladani. Diantara bukti peneladanan tersebut dengan mengadakan peringatan maulid nabi. Karena yang demikian itu sungguh akan mengingatkan kita pada terbitnya ‘cahaya’ yang menginari jagad raya.

Alasan kelima adalah sebuah hadits yang dijadikan landasan oleh as-Suyuthi dalam kitabnya Husnul Maqashid fi ‘Amalil Maulid bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw mengakikahkan dirinya setelah menerima wahyu kenabian. Padahal telah diriwayatkan bahwa Abdul Muthallib sang paman Rasulullah itu telah mengakikahkannya pada hari ke tujuh setelah kelahirannya, sedangkan akikah tidak perlu diulang dua kali.

Oleh karena itu, menurut As-Suyuthi hadits ini memiliki makna lain bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw merupakan bentuk syukur kepada Allah swt yang telah menciptakannya sebagai rahmat bagi seluruh alam serta penghormatan untuk semua umatnya. Sebagaimana beliau bershalawat atas dirinya sendiri. Oleh sebab itu, kita juga disunnahkan untuk memperlihatkan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah saw dengan berkumpul sesama saudara, kawan, member makan fakir miskin serta bentuk-bentuk peringatan lain yang menunjukkan kebahagiaan.

Alasan keenam adalah keterangan dari beberapa hadits yang mengistimewakan hari Jum’at sebagai hari kelahiran Nabi Adam as. hal ini bisa dijadikan qiyas (analogi) kemuliaan hari kelahiran Rasulullah saw. Dalam sunan at-Turmudzi hadits no. 491 Rasulullah saw menyatakan bahwa
خيريوم طلعت فيه الشمس يوم الجمعة فيه خلق أدم
Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, hari diciptakannya nabi Adam.

Begitu juga yang diriwayat an-Nasa’ai dan Abu Daud dengan sanad Sahih bahwa Rasulullah saw bersabda:

إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فيه خلق أدم وقبض وفيه النفخة وفيه الصعقة فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي

Sesungguhnya hari yang paling mulia diantara hari-hari kalian adalah hari jum’at. Pada hari itulah Adam diciptakan, diwafatkan, ditiupkan ruh dan dibangkitkan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku (kepada Rasulullah saw) pada hari itu. Sesungguhnya shalawat kalian akan sampai padaku…

Sebenarnya objek kajian dalam dua hadits di atas tidak sekedar keisitmewaan hari Jum’at tetapi momentum yang termuat di dalamnya yaitu hari kelahiran, hari kewafatan dan hari kebangkitan Nabi Adam as sebagai bapak manusia.

Dengan kata lain, kemuliaan dan keagugan itu sama sekali tidak mengacu pada hari itu sendiri. Melainkan pada apa yang pernah terjadi pada hari itu. Dengan demikian, ia bisa diperingati berulang-ulang, baik setiap minggu, atau setiap tahun sebagai wujud rasa syukur kepada Allah ata nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.

Selaras dengan hal itu adalah alasan ketujuh yang mengambil pelajaran dari kisah para nabi (Nabi Yahya, Nabi Isa dan Maryam ) yang diceritakan dalam al-Qur’an dengan tujuan meneguhkan hati Rasulullah saw sebagai seorang rasul. Sebagaimana disebutkan dalam surat Hud ayat 120:

Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.

Artinya, kisah-kisah Nabi yang diceritakan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw dalam al-Qur’an sebenarnya bertujuan untuk menguatkan hati Rasulullah saw. Maka kisah tentang kehidupan Rasulullah saw (sirah nabi) yang disebut-sebut dalam acara maulidurrasul berfungsi sebagai peneguh hati (kita) umatnya. Bukankah hal ini sebuah kebaikan dan perlu dilestarikan?
 
Alasan kedelapan adalah alasan yang bersifat sosiologis. Peringatan maulid nabi merupakan wasilah untuk melaksanakan berbagai macam kebaikan, apalagi tradisi masyarakat kita yang selalu melaksanakan bersama-sama.
Secara otomatis hal ini akan menambah syiar agama Islam itu sendiri sebagaimana dengan shalat Jum’ah. Dan lebih dari itu perkumpulan ini selalu menuntut berbagai macam kegiatan yang baik-baik. Sebut saja pengajian, majlis ta’lim, berdzikir, bersedekah dan yang pasti adalah membaca shalawat dan menutur cerita kehidupan Rasululllah saw. Seperti yang diperintahkan oleh Allah swt dalam Surat al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً 

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al-Ahzab: 56).
  
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan makna ayat tersebut bahwa Allah swt menunjukkan kepada manusia derajat tingginya Rasulullah saw sehingga Allah swt membacakan shalawat kepadanya. Dan memerintahkan semua manusia dan juga para malaikat untuk bershalawat juga.

Perintah bershalawat kepada Rasulullah saw dan bukanlah sesuatu yang dilarang bahkan Rasulullah saw memperbolehkannya. Demikian yang diceritakan oleh sebuah hadits sebagaimana disebut dalam shahih al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Salmah bin al-Akwa’ “kami berperang bersama Rasulullah saw dalam perang Khaibar. Saat itu kami berangkat pada malam hari. Lalu ada seorang lelaki berkata kepada Amir bin Akwa’ “maukah kamu memperdengarkan kepada kami bait-bait syairmu?” Amir adalah seorang penyair. Lalu dia tinggal beberapa waktu dan bersyair:

Tidak kami maupun mereka akan mendapatkan petunjuk jika bukan karenamu
Tidak juga kami akan bersedekah atau bersembahyang
Maka maafkanlah kami ketika membelamu
Dan tetapkanlah kaki kami ketika bertemu musuh
Berikanlah ketenangan atas kami
Sungguh jika kami diseur, kami akan datang

Alasan kesembilan adalah Surat Yunus ayat 58 yang berbunyi:

قل بفضل الله وبرحمته وبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون

Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan. (Yunus: 58).

Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat di atas? Apakah bentuk rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal ini. Namun dalam ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menafsirkan kata rahmat dengan Surat al-Anbiya ayat 107:
وماأرسلناك إلا رحمة للعالمين
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (al-Anbiya: 107).

Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abbas:

وأحرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم : قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)   

Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah swt adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muhammad saw. Allah swt telah berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam) (al-Anbiya: 107).

Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambit gembira atas rahmat tersebut. bukankah ini alasan yang sangat penting mengapa kita harus bergembira menyambut maulidurrasul?

Sedangkan alasan yang kesepuluh pentingnya memperingati maulidurrasul adalah tidak adanya hukum yang jelas-jelas melarangnya. Meskipun melaksanakan peringatan maulid juga bukanlah termasuk ibadah tauqifiyah. Namun peringatan ini seringkali menjadi wahana mendekatkan diri kepada Allah swt. yang sangat dianjurkan.

Oleh karena itu, jika kacamata syari’at mengategorikan berbagai macam praktek ibadah menjadi dua yaitu yang disenangi dan dibenci, maka memperingati hari maulid dapat dikategorikan sebagai ibadah yang disenangi syariat.

Demikianlah sepuluh alasan mengapa umat muslim perlu memperingati hari kelahiran Rasulullah saw yang dijabarkan oleh Omar Abdullah Kamel dalam kitabnya Kalimatun Hadi’atun fil Bid’ah, Kalimatun Hadi’atun fil Ihtifal bi Maulid, Kalimatun Hadi’atun fil Istighatsah. 

Sumber:
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,41806-lang,id-c,ubudiyyah-t,10+Alasan+Pentingnya+Memperingati+Maulid+Nabi++1+-.phpx 
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,41840-lang,id-c,ubudiyyah-t,10+Alasan+Pentingnya+Memperingati+Maulid+Nabi++2+-.phpx
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,41908-lang,id-c,ubudiyyah-t,10+Alasan+Pentingnya+Memperingati+Maulid+Nabi++3+-.phpx
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,41958-lang,id-c,ubudiyyah-t,10+Alasan+Pentingnya+Memperingati+Maulid+Nabi++4+Habis+-.phpx

Rambu-Rambu Perayaan Maulid Nabi

Merayakan hari kelairan Rasulullah saw yang dalam tradisi kita sering disebut maulid/maulidan, merupakan amal kebajikan. Jika amal ini disetai dengan keihklasan dan niat yang lurus akan menjelma sebagai sebuah ibadah yang nilai pahalanya dijanjikan oleh Allah swt.

Maksud niat yang lurus adalah merayakan dengan penuh rasa kegembiraan dan kecintaan atas kelahiran Rasulullah saw. Sebagaimana keterangan Ibn Taimiyah yang dikutip Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki , yaitu:

يَقُوْلُ اِبْنُ تَيْمِيَّة قَدْ يُثَابُ بَعْضُ النَّاسِ عَلَي فِعْلِ الْمَوْلِدِ وَكَذَلِكَ مَا يُحْدِثُهُ بَعْض النَّاسِ إمَّا مُضَاهَاة لِلنَّصَارَى فِى مِيْلاَدِ عِيْسَى عليه السلام وَإمَّا مَحَبَّةٌ لِلنَّبي صلي الله عليه وسلم وَتَعْظِيْمًالَهُ وَالله قَدْ يُثِيْبُهُمْ عَلَى هَذِهِ الْمَحَبَّةِ وَالاجْتِهَادِ لاَ عَلَى  الْبِدَعِ.

Ibn Taimiyyah berkata, “orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula apa yang dilakukan oleh sebagian orang. Adakalanya bertujuan meniru di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Allah Ta’ala akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan  atas bid’ah yang mereka lakukan.”(Manhajus Salaf fi Fahmin Nushush Bainan Nadzariyyat wat Tathbiq, h. 399).

Sebagai amal yang baik tentunya perayaan maulid harus bersih dari hal-hal yang berbau negative, buruk dan dosa. Seperti tradisi yang telah berlaku di Nusantara ini maulidan biasa dilakukan secara bersama-sama dalam satu majlis. Biasanya dalam majlis tersebut akan dikumandangkan ayat al-Qur’an sebagai pembukaan lantas pembacaab maulid dhiba’, atau al-barzanji atau syaraful anam dan berbagai puji-pujian kepada Rasulullah saw yang lain.

Tidak hanya itu saja, malahan disebagian tempat ada ta’lim yang diisi oleh seorang muballigh yang berdawah menuturkan dan mengelu-elukan Rasulullah saw sebagai uswah hasanah.

Tentunya berbagai bentuk kreatifitas perayaan ini sangat tergantung pada tradisi masing-masing daerah. Hanya saja standar yang harus ada dalam sebuah perayaan maulid adalah pembacaan al-Qur’an, penuturan kisah Rasulullah saw dan tidak lupa hidangan sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat Allah swt akan diutusnya Rasululla saw.

Hidangan ini juga menjadi ruang berbagi sedekah bagi mereka yang mampu. Sehingga akan tercipta suasana kebersamaan antar umat. Bentuk perayaan seperti inilah yang diisyaratkan oleh Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid  :

أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
 
"Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi dan menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 )

Sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,42000-lang,id-c,ubudiyyah-t,Rambu+Rambu+Perayaan+Maulid+Nabi-.phpx

Biografi Salahudin Al-Ayubi (1138 - 1193 M)

Shalahuddin Al-Ayubi
Shalahuddin Al-Ayubi terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddin Zangi.

Salahudin Al-Ayubi atau tepatnya Sholahuddin Yusuf bin Ayyub, Salah Ad-Din Ibn Ayyub atau Saladin/salahadin (menurut lafal orang Barat) adalah salah satu pahlawan besar dalam tharikh (sejarah) Islam. Satu konsep dan budaya dari pahlawan perang ini adalah perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid, berasal dari kata milad yang artinya tahun, bermakna seperti pada istilah ulang tahun. Berbagai perayaan ulang tahun di kalangan/organisasi muslim sering disebut sebagai milad atau miladiyah, meskipun maksudnya adalah ulang tahun menurut penanggalan kalender Masehi.

Selain belajar Islam, Shalahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asaddin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk. Kekhalifahan. Bersama dengan pamannya Shalahuddin menguasai Mesir, dan mendeposisikan sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimid (turunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW).

Dinobatkannya Shalahuddin menjadi sultan Mesir membuat kejanggalan bagi anaknya Nuruddin, Shalih Ismail. Hingga setelah tahun 1174 Nuruddin meninggal dunia, Shalih Ismail bersengketa soal garis keturunan terhadap hak kekhalifahan di Mesir. Akhirnya Shalih Ismail dan Shalahuddin berperang dan Damaskus berhasil dikuasai Sholahuddin. Shalih Ismail terpaksa menyingkir dan terus melawan kekuatan dinasti baru hingga terbunuh pada tahun 1181. Shalahuddin memimpin Syria sekaligus Mesir serta mengembalikan Islam di Mesir kembali kepada jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Dalam menumbuhkan wilayah kekuasaannya Shalahuddin selalu berhasil mengalahkan serbuan para Crusader dari Eropa, terkecuali satu hal yang tercatat adalah Shalahuddin sempat mundur dari peperangan Battle of Montgisard melawan Kingdom of Jerusalem (kerajaan singkat di Jerusalem selama Perang Salib). Namun mundurnya Sholahuddin tersebut mengakibatkan Raynald of Châtillon pimpinan perang dari The Holy Land Jerusalem memrovokasi muslim dengan mengganggu perdagangan dan jalur Laut Merah yang digunakan sebagai jalur jamaah haji ke Makkah dan Madinah. Lebih buruk lagi Raynald mengancam menyerang dua kota suci tersebut, hingga akhirnya Shalahuddin menyerang kembali Kingdom of Jerusalem di tahun 1187 pada perang Battle of Hattin, sekaligus mengeksekusi hukuman mati kepada Raynald dan menangkap rajanya, Guy of Lusignan.

Akhirnya seluruh Jerusalem kembali ke tangan muslim dan Kingdom of Jerusalem pun runtuh. Selain Jerusalem kota-kota lainnya pun ditaklukkan kecuali Tyres/Tyrus. Jatuhnya Jerusalem ini menjadi pemicu Kristen Eropa menggerakkan Perang Salib Ketiga atau Third Crusade.

Perang Salib Ketiga ini menurunkan Richard I of England ke medan perang di Battle of Arsuf. Shalahuddin pun terpaksa mundur, dan untuk pertama kalinya Crusader merasa bisa menjungkalkan invincibilty Sholahuddin. Dalam kemiliteran Sholahuddin dikagumi ketika Richard cedera, Shalahuddin menawarkan pengobatan di saat perang di mana pada saat itu ilmu kedokteran kaum Muslim sudah maju dan dipercaya.


Pada tahun 1192 Shalahuddin dan Richard sepakat dalam perjanjian Ramla, di mana Jerusalem tetap dikuasai Muslim dan terbuka kepada para peziarah Kristen. Setahun berikutnya Shalahuddin meninggal dunia di Damaskus setelah Richard kembali ke Inggris. Bahkan ketika rakyat membuka peti hartanya ternyata hartanya tak cukup untuk biaya pemakamannya, hartanya banyak dibagikan kepada mereka yang membutuhkannya.


Data lengkap tentang King Salahudin Al-Ayubi
Memerintah 1174 M. – 4 Maret-1193 M.
Dinobatkan 1174 M.
Nama lengkap Yusuf Ayyubi
Lahir 1138 M. di Tikrit, Iraq
Meninggal 4 Maret-1193 M. di Damaskus, Syria
Dimakamkan Masjid Umayyah, Damaskus, Syria
Pendahulu Nuruddin Zengi
Pengganti Al-Aziz
Dinasti Ayyubid
Ayah Najmuddin Ayyub


Selain dikagumi Muslim, Shalahuddin atau Saladin/salahadin mendapat reputasi besar di kaum Kristen Eropa, kisah perang dan kepemimpinannya banyak ditulis dalam karya puisi dan sastra Eropa, salah satunya adalah The Talisman (1825) karya Walter Scott.

Masa lalu memang tidak mudah pergi meskipun kita seperti tak ingin menengoknya. Bahkan di salah satu tembok Masjid Umayyah yang dulu adalah Katedral Yahya Pembaptis yang dipermak jadi masjid yang indah di tahun 700-an itu, seorang sejarawan masih menemukan sisa inskripsi ini: "Kerajaan-Mu, ya, Kristus, adalah kerajaan abadi...."

Tapi jika masa lalu tak mudah pergi, dari bagian manakah dari Saladin yang akan datang kepada kita kini? Dari ruang makamnya yang kusam, mitos apa yang akan kita teruskan? Kisah Saladin adalah kisah peperangan. Dari zamannya kita dengar cerita dahsyat bagaimana agama-agama telah menunjukkan kemampuannya untuk memberi inspirasi keberanian dan ilham pengorbanan - yang kalau perlu dalam bentuk pembunuhan.

Tapi sebagian besar kisah Saladin - yang tersebar baik di Barat maupun di Timur dari sejarah Perang Salib yang panjang di abad ke- 12 itu - adalah juga cerita tentang seorang yang pemberani dalam pertempuran, yang sebenarnya tak ingin menumpahkan darah. Saladin merebut Jerusalem kembali di musim panas 1187. Tapi menjelang serbuan, ia beri kesempatan penguasa Kristen kota itu untuk menyiapkan diri agar mereka bisa melawan pasukannya dengan terhormat. Dan ketika pasukan Kristen itu akhirnya kalah juga, yang dilakukan Saladin bukanlah menjadikan penduduk Nasrani budak-budak. Saladin malah membebaskan sebagian besar mereka, tanpa dendam, meskipun dulu, di tahun 1099, ketika pasukan Perang Salib dari Eropa merebut Jerusalem, 70 ribu orang muslim kota itu dibantai dan sisa-sisa orang Yahudi digiring ke sinagog untuk dibakar.

"Anakku," konon begitulah pesan Sultan itu kepada anaknya, az-Zahir, menjelang wafat, "...Jangan tumpahkan darah... sebab darah yang terpercik tak akan tertidur."

Dalam hidupnya yang cuma 55 tahun, ikhtiar itulah yang tampaknya dilakukan Saladin. Meskipun tak selamanya ia tanpa cacat, meskipun ia tak jarang memerintahkan pembunuhan, kita toh tahu, bagaimana pemimpin pasukan Islam itu bersikap baik kepada Raja Richard Berhati Singa yang datang dari Inggris untuk mengalahkannya. Ketika Richard sakit dalam pertempuran, Saladin mengiriminya buah pir yang segar dingin dalam salju, dan juga seorang dokter. Lalu perdamaian pun ditandatangani, 1 September 1192, dan pesta diadakan dengan pelbagai pertandingan, dan orang Eropa takjub bagaimana agama Islam bisa melahirkan orang sebaik itu.

Kita sekarang juga mungkin takjub bagaimana masa lalu bisa melahirkan orang sebaik itu. Terutama ketika orang hanya mencoba menghidupkan kembali apa yang gagah berani dari abad ke- 12 tapi meredam apa yang sabar dan damai dari sebuah zaman yang penuh peperangan. Tapi pentingkah sebenarnya masa silam?

Dari makam telantar orang Kurdi yang besar itu, suatu hari di tahun 1970-an, saya kembali ke pusat Damaskus, lewat lorong bazar yang sibuk di depan Masjid Umayyah. Kota itu riuh, keriuhan yang mungkin tanpa sejarah.

Sumber:http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/02/biografi-salahudin-al-ayubi-1138-1193-m.html

Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, Maulid Nabi, dan Barzanji

13590234581891967570
Benteng tua yang didirikan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi masih berdiri tegak menghiasi wajah kota Cairo.

Dalam perjalanan ziarah menuju ke makam Imam Syafi’i di Cairo-Egypt, 10 Maret 2010 lalu, saya terkesima melihat tembok kusam yang masih berdiri tegak sepanjang pinggiran jalan. Benteng siapakah itu, desis saya. Abou Izzad warga Nasr City, guide yang mengantar saya ke lokasi makam Imam Syafi’i,  sambil menyetir Audi merah, mengatakan bahwa tembok tinggi berwarna kusam itu adalah benteng Sultan Salahuddin Al-Ayyubi.

Disekitar tembok kusam itu berdiri sejumlah bangunan tua dan pasar tradisional tergerai diantara bangunan itu. Jalannya sempit, barangkali cukup sulit untuk dilalui oleh dua kenderaan. Diantara bangunan tua itu terdapat sejumlah gang kecil, dan terlihat anak-anak sedang bermain sambil berlarian. Suasana kawasan itu benar-benar seperti berada di abad ke-10 Masehi.

Penasaran, saya kemudian bertanya kepada Abou Izzad, kenapa tembok itu dibiarkan begitu saja? Padahal, Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah seorang pejuang dalam perang salib yang dikagumi banyak orang. Semua  tahu bahwa Sultan Salahuddin-lah yang menghimbau ummat Islam se-dunia agar merayakan hari kelahiran (Maulid) Nabi Muhammad SAW sejak 12 Rabiul Awwal 580 H/1184 M. “Tembok ini obyek wisata menarik,” kata saya.

Abou Izzad membenarkan bahwa wisatawan asal Indonesia dan Malaysia yang datang ke Mesir pasti meminta berkunjung ke benteng itu dan makam Imam Syafi’i. Salahuddin itu orang hebat dan perkasa. Namun, kata Abou, karena dia orang Kurdi maka kehebatannya seperti tertutup tirai. Karena itu, benteng hebat dan bersejarah itu, juga kurang mendapat perawatan dibandingkan piramid atau sisa-sisa kejayaan Firaun.

Sebenarnya apa kehebatan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, tanya saya makin penasaran. Kata Abou Izzad, wilayah kekuasaannya mulai dari Mesir, Suriah sampai ke jazirah Arabia, mulai tahun 1174-1193 M. Pusat pemerintahannya berada di Qahirah-Cairo, yaitu tempat kita saat ini berada. Dia berkuasa ketika sedang berlangsung perang salib antara pejuang muslimin dengan orang-orang Eropa yang berusaha merebut Masjidil Aqsa. Oleh orang Eropa, Salahuddin sangat ditakuti dan mereka memanggilnya sebagai Saladin.

Saya benar-benar makin penasaran, lalu saya tanya lagi, “terus apa hubungannya dengan peringatan Maulid Nabi?” Menurut Abou Izzad, Salahuddin melihat semangat juang ummat Islam makin menurun sehingga Masjidil Aqsa berhasil direbut oleh musuh. Dia menginginkan agar semangat juang ummat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan ummat kepada Nabi.

Sebenarnya, lanjut Abou Izzad, merayakan hari kelahiran Nabi sudah sering diselenggarakan oleh Muzaffaruddin Gekburi, iparnya yang juga Gubernur Ibril di Suriah Utara. Oleh Gekburi, gagasan itu disampaikannya kepada Salahuddin, dan gayungpun bersambut. Sebagai penguasa Haramain (Mekkah dan Madinah), Salahuddin menghimbau kepada para jamaah musim haji tahun 579 H. Isi himbauannya: jika kembali ke kampung halaman atau negara masing supaya memberitahukan kepada semua ummat Islam bahwa sejak 12 Rabiul Awal 580 H/1184 M, Maulid Nabi dirayakan dengan berbagai kegiatan yang dapat membangkitkan semangat ummat.
1359023606271288473
Di depan makam Imam Syafii, sebuah tempat yang sering diziarahi orang

Salahuddin, kisah Abou Izzad, dalam merayakan Maulid Nabi untuk pertama kalinya (580 H/1184 M) mengadakan sayembara penulisan riwayat Nabi Muhammad SAW. Pemenang sayembara itu adalah Syekh Ja’far Al-Barzanji. Hasil karyanya, kemudian diberinama Kitab Al-Barzanji. Kitab itu ditulis untuk meningkatkan kecintaan ummat kepada Nabi Muhammad SAW dengan harapan dapat meningkatkan gairah dan semangat juang. Dalam kitab itu, jelas Abou Izzad, riwayat nabi ditulis dengan bahasa sastra, ada puisinya bahkan ada kasidahnya. Juga digambarkan keagungan akhlak Rasulullah SAW dalam sikap dan prilakunya sehari-hari.

Hasil peringatan Maulid Nabi di era Salahuddin itu, ternyata sangat mencengangkan. Semangat Ummat Islam untuk menghadapi prajurit Eropa dalam perang salib kembali bergelora. Akhirnya pada tahun 583 H/1187 M, Salahuddin dan pasukannya berhasil merebut Yerussalem dari tangan bangsa Eropa. “Kalau pernah nonton film Kingdom of Heaven, kira-kira seperti itulah kisah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi saat merebut kembali Yerussalem dan Masjidil Aqsa,” sebut Abou Izzad, warga asal Indonesia yang sudah lama menetap di Cairo.

Sumber:http://sejarah.kompasiana.com/2013/01/24/sultan-salahuddin-al-ayyubi-maulid-nabi-dan-barzanji-527516.html

Terjemah Kitab Maulid Al-Barzanji


يَا رَبِّ صَلِّ عَلَي مُحَمَّدْ * يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
يَا رَبِّ بَلِّغْهُ الْوَسِيْلَةْ * يَا رَبِّ خُصَّهُ بِالْفَضِيْلَةْ
يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةْ * يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّلَالَةْ
يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَاِيخْ * يَا رَبِّ وَارْحَمْ وَالِدِيْنَا
يَا رَبِّ وَارْحَمْنَا جَمِيْعًا * يَا رَبِ ّوَاْرْحَمْ كُلَّ مُسْلِمْ
يَا رَبِّ وَاغْفِرْ لِكُلِّ مُذْنِبْ* يَارَبِّ لَا تَقْطَعْ رَجَانَا
يَا رَبِّ يَاسَامِعْ دُعَانَا * يَارَبِّ بَلِّغْنَا نَزُوْرُهْ
يَا رَبِّ تَغْشَانَا بِنُوْرِهْ * يَا رَبِّ حِفْظَانَكْ وَأَمَانَكْ
يَا رَبِّ وَاسْكِنَّا جِنَانَكْ * يَا رَبِّ أَجِرْنَا مِنْ عَذَابِكْ
يَا رَبِّ وَارْزُقْنَا الشَّهَادَةْ * يَا رَبِّ حُطْنَا بِالسَّعَادَةْ
يَا رَبِّ وَاصْلِحْ كُلَّ مُصْلِحْ * يَا رَبِّ وَاكْفِ كُلَّ مُؤْذِيْ
يَا رَبِّ نَخْتِمْ بِالْمُشَفَّعْ * يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ * إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَي النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا *
الجَنَّةُ وَنَعِيْمُهَا سَعْدً لِمَنْ يُصَلِّيْ وَيُسَلِّمُ وَيُبَاِركُ عَلَيْهِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
أَبْتَدِئُ اْلإِمْلاَءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّةْ ` مُسْتَدِرًّا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلاَهْ ` وَأُثَنِّيْ بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةْ ` مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيْلِ مَطَايَاهْ ` وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَاْلأَوَّلِيَّةْ ` اَلْمُتَنَقِّلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيْمَةِ وَالْجِبَاهْ ` وَأَسْتَمْنِحُ اللهَ تَعَالَى رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّةْ ` وَيَعُمُّ الصَّحَابَةَ وَاْلأَتْبَاعَ وَمَنْ وَالاَهْ ` وَأَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً لِسُلُوْكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّةْ ` وَحِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ فِيْ خِطَطِ الْخَطَاءِ وَخُطَاهْ ` وَأَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ بُرُوْدًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّةْ ` نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ الشَّرِيْفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلاَهْ ` وَأَسْتَعِيْنُ بِحَوْلِ اللهِ تَعَالَى وَقُوَّتِهِ الْقَوِيَّةْ ` فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ `
Aku memulai membacakan ( kitab ini ) dengan menyebut Nama Dzat Tuhan yang Maha Tinggi, seraya memohon derasnya luapan berkah atas apa yang telah di berikan oleh- Nya. Dan keduanya, aku panjatkan puji yang muara airnya enak nan segar, sambil menaiki kendaran syukur yang indah. Dan aku panjatkan sholawat dan salam kepada Cahaya ( Nabi SAW ) yang mendahului makhluk lain, yang berpindah – pindah di dahi yang indah dan cerah. Dan aku memohon pemberian Alloh SWT berupa keridloan yang husus untuk para keluarga Nabi SAW yang suci, dan merata untuk para Shohabat, pengikut, dan orang- orang yang menolongnya. Dan aku minta petunjuk- Nya agar bisa melewati jalan yang jelas dan agar di jaga dari kesesatan di dalam garis- garis dan langkah kesalahan. Dan aku sebar luaskan baju keindahan berupa kisah Maulid ( kelahiran Nabi SAW ) dengan bahasa arab, seraya menata kalung berupa nasab beliau yang mulya yang sekira menghiasi pendengaran. Dan aku minta tolong dengan kekuatan Alloh Ta’ala yang sangat kuat, karena tiada daya dan upaya selain dengan Alloh SWT.

عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وَ بَعْدُ؛ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةْ ` إِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرٌو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يَنْتَمِي اْلإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهْ ` إِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلاَدِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةْ ` إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهْ ` إبْنِ كِلاَبٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ ابْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍِ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّةْ ` وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهْ ` إِبْنِ مَالِكِ ابْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ إِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةْ ` وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاهْ ` إِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهٰذَا سِلْكٌ نَظَّمَتْ فَرَائِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ السَّنِيَّةْ ` وَرَفْعُهُ إِلَى الْخَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ أَمْسَكَ عَنْهُ الشَّارِعُ وَأَبَاهْ ` وَعَدْنَانُ بِلاَ رَيْبٍ عِنْدَ ذَوِي الْعُلُوْمِ النَّسَبِيَّةْ ` إِلَى الذَّبِيْحِ إِسْمَاعِيْلَ نِسْبَتُهُ وَمُنْتَمَاهْ ` فَأَعْظِمْ بِهِ مِنْ عِقْدٍ تَأَلَّقَتْ كَوَاكِبُهُ الدُّرِّيَّةْ ` وَكَيْفَ لاَ وَالسَّيِّدُ اْلأَكْرَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسِطَتُهُ الْمُنْتَقَاهْ `
نَسَبٌ تَحْسَبُ الْعُلاَ بِحَلاَهْ @ قَلَّدَتْهَا نُجُوْمَهَا الْجَوْزَاءُ
حَـبَّذَا عِقْدُ سُؤْدَدٍ وَفَخَارٍ @ أَنْتَ فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ
وَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ نَسَبٍ طَهَّرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّةْ ` أَوْرَدَ الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ وَارِدَهُ فِيْ مَوْرِدِهِ الْهَنِيِّ وَرَوَاهْ `
حَفِظَ اْلإِلـٰهُ كَرَامَةً لِمُحَـمَّدِ @ آبَاءَهُ اْلأَمْجَادَ صَوْنًا ِلاسْمِهِ
تَرَكُوا السِّفَاحَ فَلَمْ يُصِبْهُمْ عَارُهُ @ مِنْ آدَمٍ وَإِلَى أَبِيْهِ وَأُمِّــهِ
سَرَاةٌ سَرَى نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّةْ ` وَبَدَرَ بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَابْنِهِ عَبْدِ اللهْ `

Setelah itu semua, Dia adalah Sayyiduna Muhammad putra Abdulloh putra Abdul Muttholib yang nama beliau adalah Syaibatul hamd yang di puji kelakuan- kelakuan beliau yang amat luhur. Beliau putra Hasyim yang nama aslinya adalah ‘Amr, putr ‘Abdi Manaf, beliau bernama Mughiroh yang amat tinggi perangainya. Putra Qushoy yang nama aslinya adalah Mujammi’. Beliau mendapat julukan Qushoyy ( jauh ) di sebabkan kejauhan beliau di negeri Qudlo’ah yang amat jauh, sampai ahirnya beliau di kembalikan oleh Alloh SWT ke tanah Harom hingga beliau menjaga tanahnya yang dipagar.  Beliau putra Kilab yang nama aslinya adalah Hakim, putra Murroh, putra Ka’b putra Luayy putra Gholib putra Fihr yang nama aslinya adalah Quroisy dan kepadanya–lah suku- suku Quroisy di nisbahkan. Sedangkan bangsa yang di nisbahkan di atas beliau di sebut bangsa Kinany, sebagaimana pendapat yang di pilih dan di restui oleh kebanyakan para Ulama’. Putra Malik putra Nadlr putra Khuzaimah putra Mudrikah putra Ilyas, orang yang pertama kali menghadiahkan onta untuk tanah harom dan di tulang rusuknya terdengar Nabi SAW berdzikir dan membaca talbiyah. Beliau adalah putra Mudlor putra Nizar putra Ma’add putra ‘Adnan.
Ini semua adalah kalung yang intan- intannya di tata oleh jemari Sunnah yang luhur. Selanjutnya, nasab ini tidak di perkenankan untuk di tinggikan lagi oleh Nabi SAW. Namun yang jelas, ‘Adnan berintisab sampai ke Nabi Isma’il Adzzabih menurut para ahli di bidang nasab. Sungguh.. sangat mena’jubkan keagungan ( nasab yang mirip ) kalung yang berkilau bintang- bintangnya yang bersinar ! !. Bagaimana      tidak ?, toh yang berada di tengahnya adalah Sayyid yang sangat mulya !.
Itulah nasab (keturunan ) yang oleh sebab perhiasannya ,
di sangka oleh keluhuran
bahwa bintang- bintangnya di kalungi oleh bintang Jauza’.
Sungguh menyenangkan kalung kebesaran dan keagungan yang mana
engkau- lah kalung itu yang tiada duanya.
Sungguh mena’jubkan mulyanya nasab yang di sucikan oleh Alloh SWT dari perzinahan jahiliyah. Azzain Al’iroqy telah mengajak penimbanya ( datang ) di tempat airnya yang enak dan ( maksudnya ) telah meriwatkannya.
Tuhan telah menjaga – demi memulyakan Nabi Muhammad SAW-
bapak- bapaknya yang mulya, demi menjaga namanya.
Mereka tinggalkan perzinahan,
hingga tiada terhampiri oleh aibnya zina,
mulai dari Nabi Adam sampai ayah  dan ibunya.
Mereka adalah para orang mulya yang cahaya kenabian beredar di dalam garis- garis dahi yang bersinar, dan sang purnama terbit di kening neneknya, yaitu ‘Abdil Muttholib dan putranya, yaitu ‘Abdillah.

عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبـْرَهُ الْكَرِيْـمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَي إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةْ * وَإِظْهَارَهُ جِسْمًا وَرُوْحًا بِصُوْرَتِهِ وَمَعْنَاهْ * نَقَلَهُ إِلَي مَقَرِّهِ مِنْ صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّةْ * وَخَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاهْ * وَنُوْدِيَ فِي السَّمَوَتِ وَالْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّةْ * وَصَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ نَسِيْمِ صَبَاهْ * وَكُسِيَتِ الْأَرْضُ بَعْدَ طُوْلِ جَدْبِهَا مِنَ النَّبَاتِ حُلَلًا سُنْدُسِيَّةْ * وَأَيْنَعَتِ الثِّمَارُ وَأَدْنَى الشَّجَرُ لِلْجَانِي جَنَاهْ * وَنَطَقَتْ بِحَمْلِهِ كُلُّ دَابَّةٍ لِقُرَيْشٍ بِفِصَاحِ الْأَلْسُنِ الْعَرَبِيَّةْ * وَخَرَّتِ الْاَسِرَّةُ وَالْأَصْنَامُ عَلَي الْوُجُوْهِ وَالْأَفْوَاهْ * وَتَبَاشَرَتْ وُحُوْشُ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ وَدَوَابُّهَا الْبَحْرِيَّةْ * وَاحْتَسَتِ الْعَوَالِمُ مِنَ السُّرُوْرِ كَأْسَ حُمَيَّاهْ * وَبُشِّرَتِ الْجِنُّ بِإِظْلَالِ زَمَنِهِ وَانْتَهَكَتِ الْكَهَانَةُ وَرَهِبَتِ الرَّهْبَانِيَّةْ * وَلَهِجَ بِخَبَرِهِ كُلُّ حِبْرٍ خَبِيْرٍ وَفِيْ حُلَي حُسْنِهِ تَاهْ * وَأُتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهَا إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَخَيْرِ الْبَرِيَّةْ * وَسَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ عُقْبَاهْ *
Setelah kehendak Alloh SWT memunculkan hakikat Nabi Muhammad SAW dan menjelmakannya secara jasmany dan ruhany, maka Dia meminahkannya ke tempat persinggahan-nya, yaitu kandungan Sayyidah Aminah Azzuhriyah yang mirip dengan penyimpanan mutiara. Memang, ia di sepesialkan oleh- Nya menjadi ibu Nabi Mushthofa. Di langit dan di bumi di umumkan bahwa S. Aminah menandung Nabi Muhammad yang bercahaya. Bagi setiap orang yang merindukan tambah merindukannya agar bias menghirup udara segarnya. Bumi yang telah lama gersang menjadi terhiasi oleh tumbuh- tumbuhan yang mirip dengan pkian sundus. Buah- buahan menjadi matang dan pepohonan mengayunkan buahnya pada orang yang ingin memetiknya. Setiap binatang yang di miliki suku Quroisy dengan jelas menyuarakan di kandung-nya Nabi SAW. Kursi- kursi kerajaan dan berhala- berhala terjugkal di wajah dan mulutnya. Binatang- binatang liar di timur dan barat dan yang berada di lau ikut bergembira. Seluruh alam ikut meneguk gelas- gelas kegembiraan. Para jin di hibur dengan dekatnya kelahiran Nabi SAW, ramalan- ramalan tukang ramal menjadi tidak tepat, kependetaan menjadi ketakutan. Setiap orang pintar dan tahu rindu dengan kabar ini, dan mereka di buat bingung dengan keindahan beliau. Di saat sedang tidur, ibu Aminah di datangi seseorang dan di katakan padanya, “Sungguh, engkau sedang mengandung pemimpin seluruh jagad dan orang terbaik dari mereka. Maka jika engkau sudah melairkan- nya, maka berilah nama ‘Muhammad’ ( orang yang banyak di puji ), karena pada akhirnya akan banyak di puji.”

عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْاَقْوَالِ الْمَرْضِيَّةْ * تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهْ * وَكَانَ قَدِ اجْتَازَ بِأَخْوَالِهِ بَنِيْ عَدِيٍّ مِنَ الطَّائِفَةِ النَّجَّارِيَّةْ * وَمَكَثَ فِيْهِمْ شَهْرًا سَقِيْمًا يُعَانُوْنَ سُقْمَهُ وَشَكْوَاهْ * وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَي الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةْ * وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاهْ * حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِيْ نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةْ * وَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ فَوَلَدَتْهُ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاهْ *
وَمُحَيًّا كَالشَّمْسِ مِنْكَ مُضِئْ ُ* أَسْفَرَتْ عَنْهُ لَيْلَةٌ غَرَّاءُ
لَيْلَةُ الْمَوْلِدِ الَّذِيْ كَانَ لِلدِّيـْ*ـنِ سُرُوْرٌ بِيَوْمِهِ وَازْدِهَاءُ
يَوْمَ نَالَتْ بِوَضْعِهِ ابْنَةُ وَهْبِ * مِنْ فَخَارٍ مَا لَمْ تَنَلْهُ النِّسَاءُ
وَأَتَتْ قَوْمَهَا بِأَفْضَلَ مِمَّا * حَمَلَتْ قَبْلُ مَرْيَمُ الْعَذْرَاءُ
مَوْلِدٌ كَانَ مِنْهُ فِيْ طَالِعِ الْكُفْـ*ـرِ وَبَالٌ عَلَيْهِمُ وَوَبَاءُ
وَتَوَالَتْ بُشْرَي الْهَوَاتِفِ أَنْ قَدْ * وُلِدَ الْمُصْطَفَي وَحَقَّ الْهَنَاءُ
هَذَا، وَقَدِ اسْتَحْسَنَ الْقِيَامَ عِنْدَ ذِكْرِ مَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ أَئِمَّةٌ ذَوُوْ رِوَايَةٍ وَرَوِيَّةْ * فَطُوْبَي ِلمَنْ كَانَ تَعْظِيْمُهُ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَايَةَ مَرَامِهِ وَمَرْمَاهْ *
Setelah beliau genap di kandung selama dua bulan menurut qoul masuhur yang di ridloi, di Almadinah Almunawwaroh abah beliau ( S. ‘Abdulloh ) di panggil pulang oleh Alloh SWT. Sebelum itu, beliau mampir lewat di paman- paman- nya, yaitu Bani ‘Ady ( suku kecil Bani Najjar ). Beliau berada di tengah- tengah mereka selama satu bulan dalam keadaan sakit dan di rawat oleh mereka. Dan setelah genap sembilan bulan qomariyyah menurut qoul yang rojih, dan sudah saatnya zaman bersih dari karat, maka di malam kelahirannya ibunya di datangi oleh Asiyah ( istri ‘Fir’aun ) dan S. Maryam bersama rombongan para wanita yang suci. Dan ahirnya Ibu Aminah bersalin dan melahirkan- nya dalam keadaan bercahaya yang sangat bersinar dari atasnya.
Wajahmu bagaikan mentari berinar. Malam yan cerah semakin cerah.
Itulah malam kelahiran yang menjadikan agama menjadi gembira dan berseri.
Di hari itu, putri Wahab ( S. aminah mendapatkan keagungan yang tidak bisa di raih banyak wanita.
Ia mendatangi kaumnya dengan membawa anak yang utamanya melebihi yang di kandung oleh S. Maryam ( ‘Isa AS ).
Kelahiran yang membawa kerusakan dan musibah pada munculnya kekufuran.
Suara- suara yang berisi kabar gembira terus berbunyi, demi memberi sambutan kelahiran Nabi yang terpilih SAW, dan tibalah keni’matan.
Camkan ini semua !. Di saat kita menyebutkan detik- detik kelahiran Beliau SAW, kita di sayugyakan berdiri oleh para Ulama’ yang kapabel dan ahli di bidang meriwayatkan hadits. Maka, beruntunglah orang- orang yang peng- agungan terhadap Nabi SAW menjadi tujuannya.
عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذيّ من صلاة وتسليم
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وَبَرَزَ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَي الْاَرْضِ رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَي السَّمَاءِ الْعَلِيَّةْ * مُوْمِيًا بِذَلِكَ الرَّفْعِ اِلَي سُوْدَدِهِ وَعُلَاهْ * وَمُشِيْرًا إِلَي رِفْعَةِ قَدْرِهِ عَلَي سَائِرِ الْبَرِيَّةْ * بِأَنَّهُ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ حَسُنَتْ طِبَاعُهُ وَسَجَايَاهْ * وَدَعَتْ أُمُّهُ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ وَهُوَ يَطُوْفُ بِهَاتِيْكَ الْبَنِيَّةْ * فَأَقْبَلَ مُسْرِعًا وَنَظَرَ إِلَيْهِ وَبَلَغَ مِنَ السُّرُوْرِ مُنَاهْ * وَأَدْخَلَهُ الْكَعْبَةَ الْغَرَّاءَ وَقَامَ يَدْعُوْ بِخُلُوْصِ النِّيَّةْ * وَيَشْكُرُ اللهَ تَعَالَي عَلَي مَا مَنَّ بِهِ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهْ * وَوُلِدَ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظِيْفًا مَخْتُوْنًا مَقْطُوْعَ السُّرِّ بِيَدِ الْقُدْرَةِ الْإِلَهِيَّةْ * طَيِّبًا دَهِيْنًا مَكْحُوْلَةً بِكُحْلِ الْعِنَايَةِ عَيْنَاهْ * وَقِيْلَ خَتَنَهُ جَدُّهُ بَعْدَ سَبْعِ لَياَلٍ سَوِيَّةْ * وَأَوْلَمَ وَأَطْعَمَ وَسَمَّاهُ مُحَمَّدًا وَأَكْرَمَ مَثْوَاهْ *

Belau SAW terlahir dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas tanah, mengangkat kepalanya ke langit yang tinggi. Dengat isyarat ( pratanda )ketinggian beliau di atas segala mahluk. Oleh sebab beliau adalah orang yang di kasihi yang amat baik perangai dan budinya. ( Saat itu ) ibunya memanggil S. ‘Abdil Muttholib yang sedang bertawaf di bangunan itu ( Ka’bah ). Lalu bergegas kemabli dan melihatnya dan beliau sampai di ujung kegembiraan. Lalu beliau membawanya masuk di dalam Ka’bah yang cerah dan berdoa dengan ketulusan hati. Beliau bersyukur pada Alloh SWT atas pemberian ini.
Beliau SAW di lahirkan dalam keadaan bersih dan sudah bersunat dengan kekuasaan Tuhan, harum, berminyak, dan bercelak kedua matanya dengan celak hasil perhatian Tuhan. Namun ada yang mengatakan bahwa beliau di sunat oleh neneknya setelah berumur genap tujuh hari. Lalu beliau mengadakan walimah dan memberinya nama Muhammad SAW, dan memulyakan kedudukannya.

عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ َصَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وظهر عند ولادته خوارق وغرائب غيبية * إرهاصا لنبوته وإعلاما بأنه مختار الله تعالي ومجتباه * وزيدت السماء حفظا وردّ عنها المردة وذوو النفوس الشيطانية * ورجمت رجوم النيرات كل رجيم في حال مرقاه *  وتدلت إليه صلي الله عليه وسلم الأنجم الزهرية * واستنارت بنورها وهاد الحرم ورباه * وخرج معه نور أضاءت له قصور الشام القيصرية * فرأها من ببطاح مكة داره ومغناه * وانصدع الإيوان بالمدائن الكسروية * الذي رفع أنوشروان سمكه وسواه * وسقط أربع عشرة من شرفاته العلوية * وكسر ملك كسري لهول ما أصابه وعراه * وخمدت النيران المعبودة بالممالك الفارسية * لطلوع بدره المنير وإشراق محياه * وغاضت بحيرة ساوه وكان بين همذان وقمّ من البلاد العجمية * وجفّت اذ كف واكف موجها الثجاج ينابيع هاتيك المياه * وفاض وادي سماوة وهي مفازة في فلاة وبرية * لم يكن بها قبل ماء ينقع للظمئان اللهاة * وكان مولده صلي الله عليه وسلم بالموضع المعروف بالعراص المكية * والبلد الذي لايعضد شجره ولا يختلي خلاه * واختلف في عام ولادته وفي شهرها وفي يومها علي أقوال للعلماء مروية * والراجح أنها قبيل فجر يوم الإثنين ثاني عشر شهر ربيع الاول من عام الفيل الذي صدَّه الله عن الحرم وحماه *

Di saat kelahiran Nabi SAW terjadi banyak keanehan gaib, sebagai dasar nubuwahnya dan agar di ketahui bahwa beliau adalah orang yang di pilih oleh-Nya. Langit di tambah penjagaan-nya dan setan- setan yang nakal di tolak dari langit. Dan setiap setan yang ingin naik ke langit di hantam. Bintang- bintang yang berkilau mendekat pada beliau dan menyebabkan dataran tinggi dan rendahnya tanah Harom menjadi bersinar. Bersamaan dengan kelahiran beliau, muncul cahaya yang sinarnya sampai menerangi gedung- gedung Kaesar yang berada di Syam. Dan setiap orang yang berada di Makkah bias melihat cahaya ini. Pagar yang ada di kota Kisro ( Iran ) saat itu pecah, padahal telah di bangun dengan megah oleh raja Anu Syarwan. Bahkan menaranya yang berjumlah empat belas ikut terjatuh. Kerajaan Kisro ( Faris ) hancur ( saat itu ), oleh saking dahsyatnya kelahiran Nabi SAW. Api yang di sembah di kerajan Persia menjadi padam oleh sebab terbitnya Sang Purnama yang bersinar wajahnya. Danau Sawah yang terletak di antara Hamadzan dan Qumm di negeri ‘ajam ( luar arab ) menjadi kering dan sumber- sumbernya menjadi mati oleh sebab. Lembah Samawah yang terletak di antara daratan dan padang belantara yang sebelumnya sama sekali tidak ada airnya untuk orang yang dahaga, menjadi penuh.
Beliau SAW di lahirkan di tanah Makkah, yaitu negeri yang tidak boleh di petik pepohonan- nya. Sedangkan mengenai tahun, bulan, dan hari kelahiran- nya, banyak beda pendapat dari para ‘Ulama. Namun qoul yang paling unggul mengatakan bahwa Beliau lahir di saat fajar hampir terbit di hari Senin tanggal dua belas bulan Robi’ul Awwal dari tahun Gajah yang mana telah di halau oleh Alloh SWT dari memasuki tanah Haram.

عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَتَسْلِيْم
وأرضعته أمه أياما ثم أرضعته ثويبة الأسلمية * التي اعتقها أبو لهب حين وافته عند ميلاده عليه الصلاة والسلام ببشراه * فأرضعته مع ابنها مسروح وأبي سلمة وهي به حفية * وأرضعت قبله حمزة الذي حمد في نصرة الدين سراه * وكان صلي الله عليه وسلم يبعث إليها من المدينة بصلة وكسوة هي بها حرية * إلي أن أورد هيكلها رائد المنون الضريح وواراه * قيل علي دين قومها الفئة الجاهلية * وقيل أسلمت أثبت الخلاف ابن منده وحكاه * ثم أرضعته الفتاة الحليمة السعدية * وكان قد ردّ كل من القوم ثديها لفقرها وأباه * فأخصب عيشها بعد المحل قبل العشية * ودرّ ثدياها بدر در لبنه اليمين منهما ولبن الأخر أخاه * وأصبحت بعد الهزال والفقر غنية * وسمنت الشارف لديها والشياه * وانجاب عن جانبها كل ملمة ورزية * وطرز السعد برد عيشها الهني ووشاه *
Selama bebrapa hari bliau SAW di susui oleh ibunya, kemudian di susui oleh ibu Tsuwaibah Al-Aslamiyyah. Ia adalah mantan budak milik Abu Lahab yang di merdekakan oleh majikannya sejak ia datang padanya memberi kabar gembira tentang kelahiran Nabi SAW. Ia menyusui baginda bersama putranya yang bernama Masruh dan Abi Salamah dengan sangat senang. Sebelum itu ia menyusui Hamzah yang dapat sanjungan di dalam pembelaannya pada Islam.
Dan setelah Nabi SAW berada di Madinah, beliau memberinya pakaian yang layak dan sesuatu yang lain, sampai sepeninggalnya. Adapun agama yang ia anut, ada yang menceritakan bahwa ia tetap memeluk agama kaumnya, yaitu Jahiliyyah. Dan ada pula yang mengatakan bahwa ia telah masuk Islam, sebagaimana yang telah di ceritakan oleh ‘Ulama yang bernama Ibnu Mandah.
Kemudian ( setelah beliau selesai di susui oleh Tsuwaibah ), beliau di susui oleh seorang yang masih muda. Yaitu Halimah Assa’diyyah. Sebelum itu, ia tidak laku sebagai penyusu karena saking fakirnya. Namun setelah ia menyusui Nabi SAW, langsung ia menjadi kaya di sore harinya. Sampai air susunya mengalir dengan deras dan hingga susu yang lain di pakai menyusui saudara Nabi SAW. Dan ( berkah dari menyusui Nabi SAW ) ia menjadi gemuk dan kaya, begitu juga onta dan kambing yang ada di dekatnya, dan setiap musibah terhindar dari dirinya dan ahirnya hidupnya menjadi enak.
عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم
وكان صلي الله عليه وسلم يشب في اليوم شباب الصبي في الشهر بعناية ربانية * فقام علي قدميه في ثلاث ومشي في خمس وقويت في تسع من الشهور بفصيح النطق قواه * وشق الملكان صدره الشريف لديها وأخرجا منه علقة دموية * وأزالا منه حظ الشيطان وبالثلج غسلاه * وملئاه حكمة ومعاني إيمانية * ثم خاطاه وبخاتم النبوة ختماه * ووزناه فرجح بألف من أمته الأمة الخيرية * ونشأ صلي الله عليه وسلم علي أكمل الأوصاف من حال صباه * ثم ردته صلي الله عليه وسلم إلي أمه وهي به غير سخية * حذرا من أن يصاب بمصاب حادث تخشاه * ووفدت عليه حليمة في أيام خديجة السيدة الوضية * فحباه من حبائه الوافر بحباه * وقدمت عليه يوم حنين فقام إليها وأخذته الأريحية * وبسط لها من ردائه الشريف بساط بره ونداه * والصحيح أنها أسلمت مع زوجها والبنين والذرية * وقد عدهما في الصحابة جمع من ثقاة الرواة *
Semenjak masih kecil, Nabi SAW berkembang sehari sebagaimana umumnya anak selama satu bulan, dengan pertolongan Tuhan. Maka dalam tempo tiga bulan, beliau sudah bisa berdiri di dua kakinya. Bisa berjalan pada usia lima bulan, dan menjadi kuat fisiknya di usianya yang ke sembilan bulan, dengan di sertai pembicaraan yang terampil. Di saat itu juga ada dua Malaikat melakukan pembedahan pada dada beliau yang mulya dan mengeluarkan segumpal darahnya, yang mana darah itu merupakan bagian setan, lalu membasuhnya dengan salju. Keduanya mengisinya dengan hikmah dan keimanan. Kemudian keduanya menjahitnya dan ahirnya memberikan cap kenabian. Keduanya juga menimbangnya dengan seribu dari ummat beliau yang terbaik, namun beliau lebih berat dari semuanya. Sejak beliau masih kecil sudah berada di dalam peringai yang sangat sempurna.
Kemudian, setelah peristiwa pembedahan tersebut ibu Halimah mengembalikannya pada ibu beliau dalam keadaan tiada tega, karena hawatir terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan. Kemudian, pada saat setelah beliau nikah dengan Khodijah, seorang besar yang bersinar, ibu halimah pernah berkunjung pada Nabi SAW. Lalu beliau memberinya dengan pemberian yang besar. Dan di saat terjadi perang Hunain, ibu Halimah juga perna menemui Nabi SAW. Lalu beliau menghormatinya dengan pemberian dan mempersilahkan duduk di atas selendang yang sengaja beliau gelar untuknya. Sedangkan agama yang ia peluk menurut qoul yang sohih adalah Islam, ia masuk Islam bersama anak cucunya, sebagaimana ia di katagorikan sebagai Sohabat oleh sekelompok perowi yang bisa di percaya.

عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعَ سِنِيْنَ خَرَجَتْ بِهِ أُمُّهُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ النَّبَوِيَّةْ C ثُمَّ عَادَتْ فَوَافَتْهَا بِاْلأَبْوَاءِ أَوْ بِشِعْبِ الْحَجُوْنِ  الْوَفاَةْ C وَحَمَلَتْهُ حَاضِنَتُهُ أُمُّ أَيْمَنَ الْحَبَشِيَّةْ C اَلَّتِيْ زَوَّجَهَا بَعْدُ مِنْ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ مَوْلاَهْ C وَأَدْخَلَتْهُ عَلَى جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَضَمَّهُ إِلَيْهِ وَرَقَّ لَهُ وَأَعْلَى رُقِيَّةْ C وَقَالَ: إِنَّ لاِبْنِيْ هٰذَا لَشَأْنًا عَظِيْمًا فَبَخٍ بَخٍ لِمَنْ وَقَّرَهُ وَوَالاَهْ C وَلَمْ تَشْكُ فِيْ صِبَاهُ جُوْعًا وَلاَ عَطَشًا قَطُّ نَفْسُهُ اْلأَبِيَّةْ C وَكَثِيْرًا مَا غَدَا فَاغْتَذَى بِمَاءِ زَمْزَمَ فَأَشْبَعَهُ وَأَرْوَاهْ C وَلَمَّا أُنِيْخَتْ بِفِنَاءِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مَطَايَا الْمَنِيَّةْ C كَفَلَهُ عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ شَقِيْقُ أَبِيْهِ عَبْدِ اللهْ C فَقَامَ بِكَفَالَتِهِ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَهِمَّةٍ وَحَمِيَّةْ C وَقَدَّمَهُ عَلَى النَّفْسِ وَالْبَنِيْنَ وَرَبَّاهْ C وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِثْنَيْ عَشَرَ سَنَةً رَحَلَ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمُّهُ إِلَى الْبِلاَدِ الشَّامِيَّةْ C وَعَرَفَهُ الرَّاهِبُ بَحِيْرَا  بِمَا حَازَهُ مِنْ وَصْفِ النُّبُوَّةِ وَحَوَاهْ C وَقَالَ: إِنِّيْ أَرَاهُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ وَرَسُوْلَ اللهِ وَنَبِيَّهْ C قَدْ سَجَدَ لَهُ الشَّجَرُ وَالْحَجَرُ وَلاَ يَسْجُدَانِ إِلاَّ لِنَبِيٍّ أَوَّاهْ C وَإِنَّا لَنَجِدُ نَعْتَهُ فِي الْكُتُبِ الْقَدِيْمَةِ السَّمَاوِيَّةْ C وَبَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ قَدْ عَمَّهُ النُّوْرُ وَعَلاَهْ C وَأَمَرَ عَمَّهُ بِرَدِّهِ إِلَى مَكَّةَ تَخَوُّفًا عَلَيْهِ مِنْ أَهْلِ دِيْنِ الْيَهُوْدِيَّةْ C فَرَجَعَ بِهِ وَلَمْ يُجَاوِزْ مِنَ الشَّامِ الْمُقَدَّسِ بُصْرَاهْ C
Setelah beliau menginjak usia empat tahun, beliau di ajak oleh ibunya pergi ke Madinah. Kemudia sekembalinya dari Madinah dan tepatnya di desa Abwa’ atau di Syi’bil Hajun ( dua pendapat ), Sang ibu wafat. Lalu beliau di gendong dan di asuh oleh Ummu Ayman Alhabasyiyyah yang mana beliau setelah itu di nikahkan oleh Nabi SAW dengan Zaid bin Haritsah, seorang mantan hamba Nabi SAW. Kemudian ( setelah sampai di Makkah ) ibu asuh membawanya masuk ke nenek Abd Muttholib, lalu sang nenek merangkulnya dan mengasihinya dan menggendong- nya ke atas. Seraya beliau berkata, “Anak- ku ini memilki sesuatu yang sangat agung, maka bagus sekali orang yang memulyakan dan mengasihinya.” Semenjak belau masih kecil, beliau tidak pernah sama sekali mengadukan lapar dan dahaga. Sering sekali beliau tidak makan, lalu meminum air zamzam dan ini sudah cukup menjadikan kenyang. Dan setelah nenek Abd. Muttholib meninggal, beliau di asuh oleh sang paman (saudara kandung sang ayah ), yaitu Abi Tholib dengan baik dan menjaganya dengan penuh, dan bahkan beliau lebih di dahulukan dari pada putra- putra sang paman sendiri.
Setelah beliau sampai ke usianya yang ke dua belas, beliau di ajak pergi oleh pamannya ke negeri Syam. Di sana oleh pendeta Buhairo tahu pada anak calon nabi ini dari sifat- sifat kenabian yang ada pada diri Nabi SAW. Ia berkata, “Aku yakin anak ini bakal menjadi nabi dan rosul. Pohon dan batu pada sujud padanya, padahal keduanya tiada bersujud kecuali kepada nabi yang  banyak kembalinya pada Alloh SWT. Kami menemukan ciri- cirinya di dalam kitab- kitab samawi yang kuno. Di antara kedua punggung Nabi SAW ada cap kenabian yang di selimuti oleh cahaya.” Kemudian pendeta memerintahkan paman Nabi SAW agar di bawa pulang kembali, karena menghawatirkan terjadi sesuatu dari orang- orang Yahudi.  Ahirnya Sang paman membawanya pulang dan tidak sampai melewati Bushro sebuah kota yang ada di Syam.

عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ سَنَةً سَافَرَ إِلَى بُصْرَى فِيْ تِجَارَةٍ لِخَدِيْجَةَ الْفَتِيَّةْ C وَمَعَهُ غُلاَمُهَا مَيْسَرَةُ يَخْدِمُهُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَيَقُوْمُ بِمَا عَنَاهْ C وَنَزَلَ تَحْتَ شَجَرَةٍ لَدَى صَوْمَعَةِ نَسْطُوْرَا رَاهِبِ النَّصْرَانِيَّةْ C فَعَرَفَهُ الرَّاهِبُ إِذْ مَالَ إِلَيْهِ ظِلُّهَا الْوَارِفُ وَأَوَاهْ C وَقَالَ: مَا نَزَلَ تَحْتَ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ  قَطُّ إِلاَّ نَبِيٌّ ذُوْ صِفَاتٍ نَقِيَّةْ C وَرَسُوْلٌ قَدْ خَصَّهُ اللهُ تَعَالَى بِالْفَضَائِلِ وَحَبَاهْ C ثُمَّ قَالَ لِمَيْسَرَةَ: أَفِيْ عَيْنَيْهِ حُمْرَةُ نِ اسْتِظْهَارًا لِلْعَلاَمَةِ الْخَفِيَّةْ C فَأَجَابَهُ بِنَعَمْ فَحَقَّ لَدَيْهِ مَا ظَنَّهُ فِيْهِ وَتَوَخَّاهْ C وَقَالَ لِمَيْسَرَةَ: لاَ تُفَارِقْهُ وَكُنْ مَعَهُ بِصِدْقِ عَزْمٍ وَحُسْنِ طَوِيَّةْ C فَإِنَّهُ مِمَّنْ أَكْرَمَهُ اللهُ تَعَالَى بِالنُّبُوَّةِ وَاجْتَبَاهْ C ثُمَّ عَادَ إِلَى مَكَّةَ فَرَأَتْهُ خَدِيْجَةُ مُقْبِلاً وَهِيَ بَيْنَ نِسْوَةٍ فِيْ عُلِّيَّةْ C وَمَلَكَانِ عَلَى رَأْسِهِ الشَّرِيْفِ مِنْ وَهَجِ الشَّمْسِ قَدْ أَظَلاَّهْ C وَأَخْبَرَهَا مَيْسَرَةُ بِأَنَّهُ رَأَى ذٰلِكَ فِي السَّفَرِ كُلِّهِ وَبِمَا قَالَ لَهُ الرَّاهِبُ وَأَوْدَعَهُ لَدَيْهِ مِنَ الْوَصِيَّةْ C وَضَاعَفَ اللهُ فِيْ تِلْكَ التِّجَارَةِ رِبْحَهَا وَنَمَّاهْ C فَبَانَ لِخَدِيْجَةَ بِمَا رَأَتْ وَمَا سَمِعَتْ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ تَعَالَى إِلَى الْبَرِيَّةْ C اَلَّذِيْ خَصَّهُ اللهُ تَعَالَى بِقُرْبِهِ وَاصْطَفَاهْ C فَخَطَبَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهَا الزَّكِيَّةْ C لِتَشُمَّ مِنَ اْلإِيْمَانِ بِهِ طِيْبَ رَيَّاهْ C فَأَخْبَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْمَامَهُ بِمَا دَعَتْهُ إِلَيْهِ هٰذِهِ الْبَرَّةُ التَّقِيَّةْ C فَرَغِبُوْا فِيْهَا لِفَضْلٍ وَدِيْنٍ وَجَمَالٍ وَمَالٍ وَحَسَبٍ وَنَسَبٍ كُلٌّ مِنَ الْقَوْمِ يَهْوَاهْ C وَخَطَبَ أَبُوْ طَالِبٍ وَأَثْنَى عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ أَنْ حَمِدَ اللهُ بِمَحَامِدَ سَنِيَّةْ C وَقَالَ: هُوَ وَاللهِ بَعْدُ لَهُ نَبَأٌ عَظِيْمٌ يُحْمَدُ فِيْهِ مَسْرَاهْ C فَزَوَّجَهَا مِنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُوْهَا وَقِيْلَ عَمُّهَا وَقِيْلَ أَخُوْهَا لِسَابِقِ سَعَادَتِهَا اْلأَزَلِيَّةْ C وَأَوْلَدَهَا كُلَّ أَوْلاَدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلاَّ الَّذِيْ بِاسْمِ الْخَلِيْلِ سَمَّاهْ C
dfdfdfdfdfdfdf
Setelah beliau menginjak usia dua puluh lima tahun, beliau pergi ke Bushro dengan tujuan mendagangkan dagangan Kodijah . Beliau di bantu oleh budaknya yang bernama Maisaroh. Di perjalanan, beliau singgah dan istiahat di bawah pohon yang ada di dekat gereja pendeta yang berama Nasthuro. Lalu pendeta tahu bahwa beliau adalah nabi, karena dedaunan yang sangat lebat itu condong meaunginya. Ia berkata, “Tidak ada yang istirahat di bawa pohon ini selain Nabi yang memiliki sifat- sifat yang bersih dan Rosul yang di pilih dengan pemberian-Nya. Kemudian ia ingin mengecek tanda- tandanya yang lebih samar dan bertanya kepada Maysaroh, “Apakah di kedua matanya ada kemerah- merahan ?.” Maysaroh menjawab, “Ya.” Maka sungguh tepatlah apa yang ia sangka semula. Dn ia berpesan kepada Maysaroh, “Jangan sampai kau meninggalkan orang ini !. Kau harus menyertainya dengan sungguh dan hati yang lapang !, karena orang ini termasuk di antara manusia yang di pilih dan di mulyakan oleh Alloh SWT dengan kenabian !.”
Kemudian beliau kembali ke Makkah dan di jemput oleh ibu Khoijah bersama para wanita dari atas panggung, saat itu beliau di kawal oleh dua Malaikat yang menaungi dari atasnya dari terik matahari.  Hal semisal ini oleh Maisaroh di lihat selama di perjalanan, lalu olehnya ia ceritakan pada S. Khodijah. Begitu juga apa saja yang di ucapkan dan di pesankan oleh pendeta, semuanya ia ceritakan. Dan di dalam perdagangan ini Alloh SWT memberikan laba yang melimpah pada S. Khodijah. Ahirnya, Khodijah tahu bahwa beliau adalah manusia pilihan Alloh SWT yang di utus pada semua mahluk. Ahirnya beliau memintanya agar Nabi SAW sudi menikahinya, agar bisa mencium bau segar keimanan padanya. Lalu Nabi SAW menceritakan lamaran ini kepada paman- pamannya, ahirnya semuanya setuju karena Khodijah memiliki kelebihan, agama, rupa, nasab, dan harta, yang mana sifat- sifat ini di gandrungi oleh setiap orang. Kemudian, Abi Tholib berpidato dengan memuji Alloh SWT dan memuji pada Nabi SAW. Di dalam pidatonya ia berkata, “Ia ini, demi Alloh, memiliki kisah yang agung yang akan menjadikan-nya mendapat sanjungan.” Ahirnya, S. Khodijah di nikahkan dengan di walikan oleh bapaknya atau pamannya atau saudaranya ( beberapa pendapat ), karena suratan yang menaqdirnya menjadi orang yang beruntung. Dan dari pernikan ini terlahir semua putra- putra Nabi SAW, kecuali putra yang beliau beri nama Ibrohim.

! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم !
! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ !
DFDFDFDFDFDFDF
وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا وَثَلاَثِيْنَ سَنَةً بَنَتْ قُرَيْشُ نِ الْكَعْبَةَ لاِنْصِدَاعِهَا بِالسُّيُوْلِ اْلأَطْبَحِيَّةْ C وَتَنَازَعُوْا فِيْ رَفْعِ الْحَجَرِ اْلأَسْوَدِ فَكُلٌّ أَرَادَ رَفْعَهُ وَرَجَاهْ C وَعَظُمَ الْقِيْلُ وَالْقَالُ وَتَحَالَفُوْا عَلَى الْقِتَالِ وَقَوِيَتِ الْعُصْبِيَّةْ C ثُمَّ تَدَاعَوْا إِلَى اْلإِنْصَافِ وَفَوَّضُوْا اْلأَمْرَ إِلَى ذِيْ رَأْيٍ صَائِبٍ وَأَنَاهْ C فَحَكَمَ بِتَحْكِيْمِ أَوَّلِ دَاخِلٍ مِنْ بَابِ السَّدَنَةِ الشَّيْبِيَّةْ C فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ دَاخِلٍ فَقَالُوْا: هٰذَا اْلأَمِيْنُ وَكُلُّنَا نَقْبَلُهُ وَنَرْضَاهْ C فَأَخْبَرُوْهُ بِأَنَّهُمْ رَضُوْهُ أَنْ يَكُوْنَ صَاحِبَ الْحُكْمِ فِيْ هٰذَا الْمُلِمِّ وَوَلِيَّهْ C فَوَضَعَ الْحَجَرَ فِيْ ثَوْبٍ ثُمَّ أَمَرَ أَنْ تَرْفَعَهُ الْقَبَائِلُ جَمِيْعًا إِلَى مُرْتَقَاهْ C فَرَفَعُوْهُ إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ رُكْنٍ هَاتِيْكَ الْبَنِيَّةْ C وَوَضَعَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ الشَّرِيْفَةِ فِيْ مَوْضِعِهِ اْلأنَ وَبَنَاهْ C
dfdfdfdfdfdfdf
Ketika Nabi SAW berada di usianya yang yang tigapuluh lima, orang- orang Quroisy merenovasi Ka’bah karena keadaannya yang pecah oleh sebab di terpa banjir Makkah. Saat itu mereka berebut mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya semula, setiap orang dari mereka berkeinginan melakukannya. Perang mulut pun teradi, dan akan mereka sudah mengadakan sumpah untuk berperang fisik dan terjadi fanatisme yang berlebihan. Namun mereka akhirnya sadar dan menyerahkan semua ini kepada orang yang yang memiliki pemikiran yang baik dan ketenangan. Lalu orang ini menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali masuk lewat pitu Sadanah Assyaibiyyah. Dan ternyata Nabi SAW adalah orang yang masuk ke situ lewat pintu tersebut. Maka semuanya berguaman, “Nah, ini Al-amin ( orang yang di percaya ) !. Kita semua rela dan menerimanya.”  Lalu mereka menceritakan kerelaan semua pihak di dalam menyelesaikan masalah ini kepada Nabi SAW.  Kemudian beliau meletakkan Hajar Aswad tersebut di atas sebuah kain dan memerintahkan kepada semua suku agar mengangkatnya ke tempatnya semula.  Ahirnya semuanya turut mengangkatnya di tempatnya yang berdekatan dengan tiang bangunan itu, dan Nabi SAW yang meletakkannya dengan tangan beliau yang mulia di tempatnya yang sekarang dan membangunnya kembali.

! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم !
! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ !
DFDFDFDFDFDFDF
وَلَمَّا كَمُلَ لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً عَلَى أَوْفَقِ اْلأَقْوَالِ لِذَوِي الْعَالِمِيَّةْ C بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا فَعَمَّهُمْ بِرُحْمَاهْ C وَبُدِئَ إِلَى تَمَامِ سِتَّةِ أَشْهُرٍ بِالرُّؤْيَا الصَّادِقَةِ الْجَلِيَّةْ C فَكَانَ لاَ يَرَى رُؤْيَا إِلاَّ جَائَتْ مِثْلَ فَلَقِ  صُبْحٍ أَضَاءَ سَنَاهْ C وَإِنَّمَا ابْتُدِئَ بِالرُّؤْيَا تَمْرِيْنًا لِلْقُوَّةِ الْبَشَرِيَّةْ C لِئَلاَّ يَفْجَأَهُ الْمَلَكُ بِصَرِيْحِ النُّبُوَّةِ فَلاَ تَقْوَاهُ قُوَاهْ C وَحُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلاَءُ فَكَانَ يَتَعَبَّدُ بِحِرَاءَ اللَّيَالِيَ الْعَدَدِيَّةْ C إِلَى أَنْ أَتَاهُ فِيْهِ صَرِيْحُ الْحَقِّ وَوَافَاهْ C وَذٰلِكَ فِيْ يَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ لِسَبْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ اللَّيْلَةِ الْقَدْرِيَّةْ C وَثَمَّ أَقْوَالٌ لِسَبْعٍ أَوْ ِلأَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ مِنْهُ أَوْ لِثَمَانٍ مِنْ شَهْرِ مَوْلِدِهِ الَّذِيْ بَدَا فِيْهِ بَدْرُ مُحَيَّاهْ C فَقَالَ لَهُ: اقْرَأْ، فَقَالَ: ‹‹ مَا أَنَا بِقَارِئٍ ››  فَغَطَّهُ غَطَّةً قَوِيَّةْ C ثُمَّ قَالَ لَهُ: اقْرَأْ، فَقَالَ: ‹‹ مَا أَنَا بِقَارِئٍ ››، فَغَطَّهُ ثَانِيَةً حَتَّى بَلَغَ مِنْهُ الْجَهْدَ وَغَطَّاهْ C ثُمَّ قَالَ لَهُ: اقْرَأْ، فَقَالَ: ‹‹ مَا أَنَا بِقَارِئٍ ››، فَغَطَّهُ ثَالِثَةً لِيَتَوَجَّهَ إِلَى مَا سَيُلْقَى إِلَيْهِ بِجَمْعِيَّةْ C وَيُقَابِلَهُ بِجِدٍّ وَاجْتِهَادٍ وَيَتَلَقَّاهْ C ثُمَّ فَتَرَ الْوَحْيُ ثَلاَثَ سِنِيْنَ أَوْ ثَلاَثِيْنَ شَهْرًا لِيَشْتَاقَ إِلَى انْتِشَاقِ هَاتِيْكَ النَّفَحَاتِ الشَّذِيَّةْ C ثُمَّ أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ : { يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ } فَجَاءَهُ جِبْرِيْلُ بِهَا وَنَادَاهْ C فَكَانَ لِنُبُوَّتِهِ فِيْ تَقَدُّمِ { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ } شَاهِدٌ عَلَى أَنَّ لَهَا السَّابِقِيَّةْ C وَالتَّقَدُّمُ عَلَى رِسَالَتِهِ بِالْبِشَارَةِ وَالنِّذَارَةِ لِمَنْ دَعَاهْ C
dfdfdfdfdfdfdf
Setelah beliau menginjak usianya yang ke empat puluh, menurut qoul yang paling sohih, beliau di utus oleh Alloh SWT ke seluruh jagad sebagai orang yang bertugas memberi kabar gembira dan pemberi peringatan, sehingga semuanya mendapatkan hidangan rohmah. Pertama- tama beliau di beri mimpi- mimpi yang benar dan jelas. Setiap kali beliau bermimpi, maka selalu membawa sinar cerah sebagaimana saat fajar menyingsing. Risalah ini memang di mulai dengan mimpi adalah agar menjadi pelatihan terhadap kekuatan manusiawi, agar tidak di kejutkan dengan Malaikat yang tampak jelas dengan membawa kenabian hingga menjadi tidak kuat.  Setelah itu, beliau senang menyendiri dan beribadat di goa Hira selama beberapa malam hingga ahirnya beliau mendapatkan dan di datangi oleh kebenaran yang jelas. Peristiwa itu terjadi di hari Senin tanggal tujuh belas dari bulan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qodar. Namun di balik qoul ini, ada yang mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi pada tanggal “dua puluh empat” atau “dua puluh tujuh” atau “dua puluh delapan” dari bulan Robi’ Awwal.
Malaikat ( Jibril ) berkata pada Nabi SAW, ‘Iqro” ( Bacalah ! ). Lalu beliau menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca’. Lalu Malaikat memeluknya dengan kuat. Kemudian Malaikat berkata lagi, “Iqro’ !. Maka Nabi- pun menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”  Maka Malaikat memeluknya untuk kedua kalinya hingga beliau mendapat kepayahan.  Kemudian Malikat berkata lagi, “Iqro’ !.” Dan Nabi SAW menjawab, “Aku tidak bisa menjawab.”  Ahirnya Malaikat memeluknya untuk yang ketiga agar supaya beliau berkonsentrasi dengan penuh kepada apa yang bakal di wahyukan padanya dan agar menerimanya dengan sungguh- sungguh.
Kemudian wahyu mengalami transisi selama tiga tahun atau tiga puluh bulan, agar supaya ada kerinduan untuk mencium bau segar yang sangat beraroma. Kemudian di turunkan wahyu “Yaa ayyuhal muddatssir” yang di bawa Jibril dan langsung di panggilkan pada Nabi SAW.  Di awalinya wahyu dengan Ayat “Iqro’” menjadi bukti bahwa Nubuwwah beliau mendahului Risalah-nya yang berisi kabar gembira dan peringatan kepada orang yang di da’wahi.

! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم !
! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ !
وَأَوَّلُ مَنْ أمَنَ بِهِ مِنَ الرِّجَالِ أَبُوْ بَكْرٍ صَاحِبُ الْغَارِ وَالصِّدِّيْقِيَّةْ C وَمِنَ الصِّبْيَانِ عَلِيُّ وَمِنَ النِّسَاءِ خَدِيْجَةُ الَّتِيْ ثَبَّتَ اللهُ بِهَا قَلْبَهُ وَوَقَاهْ C وَمِنَ الْمَوَالِيْ زَيْدُ بْنُ حَارِثَةَ وَمِنَ اْلأَرِقَّاءِ بِلاَلُ نِ الَّذِيْ عَذَّبَهُ فِي اللهِ أُمَيَّةْ C وَأَوْلاَهُ مَوْلاَهُ أَبُوْ بَكْرٍ مِنَ الْعِتْقِ مَا أَوْلاَهْ C ثُمَّ أَسْلَمَ عُثْمَانُ وَسَعْدٌ وَسَعِيْدٌ وَطَلْحَةُ وَابْنُ عَوْفٍ وَابْنُ عَمَّتِهِ صَفِيَّةْ C وَغَيْرُهُمْ مِمَّنْ أَنْهَلَهُ الصِّدِّيْقُ رَحِيْقَ التَّصْدِيْقِ وَسَقَاهْ C وَمَا زَالَتْ عِبَادَتُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ مَخْفِيَّةْ C حَتَّى أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ ﴿ ÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? فَجَهَرَ بِدُعَاءِ الْخَلْقِ إِلَى اللهْ C وَلَمْ يَبْعُدْ مِنْهُ قَوْمُهُ حَتَّى عَابَ أَلِهَتَهُمْ وَأَمَرَ بِرَفْضِ مَا سِوَى الْوَحْدَانِيَّةْ C فَتَجَرَّؤُوْا عَلَى مُبَارَزَتِهِ بِالْعَدَاوَةِ وَأَذَاهْ C وَاشْتَدَّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ الْبَلاَءُ فَهَاجَرُوْا فِيْ سَنَةِ خَمْسٍ إِلَى النَّاحِيَةِ النَّجَاشِيَّةْ C وَحَدَبَ عَلَيْهِ عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ فَهَابَهُ كُلٌّ مِنَ الْقَوْمِ وَتَحَامَاهْ C وَفُرِضَ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيَامُ بَعْضٍ مِنَ السَّاعَاتِ اللَّيْلِيَّةْ C ثُمَّ نُسِخَ بِقَوْلِهِ تَعَالَى فَاقْرَؤُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةْ C وَفُرِضَ عَلَيْهِ رَكْعَتَانِ بِالْغَدَاةِ وَرَكْعَتَبْنِ بِالْعَشِيَّةْ C ثُمَّ نُسِخَ بِإِيْجَابِ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ فِيْ لَيْلَةِ مَسْرَاهْ C وَمَاتَ أَبُوْ طَالِبٍ فِيْ نِصْفِ شَوَّالٍ مِنْ عَاشِرِ الْبِعْثَةِ وَعَظُمَتْ بِمَوْتِهِ الرَّزِيَّةْ C وَتَلَتْهُ خَدِيْجَةُ بَعْدَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَشَدَّ الْبَلاَءُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ عُرَاهْ C وَأَوْقَعَتْ قُرَيْشٌ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ أَذِيَّةْ C وَأَمَّ الطَّائِفَ يَدْعُوْ ثَقِيْفًا فَلَمْ يُحْسِنُوْا بِاْلإِجَابَةِ قِرَاهْ C وَأَغْرَوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَالْعَبِيْدَ فَسَبُّوْهُ بِأَلْسِنَةٍ بَذِيَّةْ C فَرَمَوْهُ بِالْحِجَارَةِ حَتَّى خُضِّبَتْ بِالدِّمَاءِ نَعْلاَهْ C ثُمَّ عَادَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى مَكَّةَ حَزِيْنًا فَسَأَلَهُ مَلَكُ الْجِبَالِ فِي إِهْلاَكِ أَهْلِهَا ذَوِي الْعُصْبِيَّةْ C فَقَالَ: ‹‹ إِنِّيْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَتَوَّلاَّهْ ›› C
dfdfdfdfdfdfdf
Orang yang pertama kali beriman pada Nabi SAW dari laki- laki dewasa adalah Abu Bakr yang terkenal dengan sebutan Siddiq dan goa. Dan yang dari kalangan anak- anak adalah Aly bin Abi Tholib, dan dari wanita adalah Khodijah, orang yang hatinya di kuatkan oleh Alloh SWT dan di jaganya.  Sedangkan dari kalangan mantan budak adalah Zaid bin Haritsah, dan dari budak adalah Bilal, orang yang pernah di siksa oleh majikannya yaitu Umayyah demi mempertahankan agama Alloh SWT dan kemudian di tebus oleh Abu Bakr lalu di merdekakan olehnya. Kemudian menyusul masuk Islam Utsman, Sa’d, Sa’id, Tholhah, Abdurrohman, saudara sepupunya yaitu Sofiyyah, dan lain- lain, yaitu orang- orang yang di beri minum keimanan oleh Abi Bakr ( ya’ni  di da’wahi oeh beliau ).
Saat itu beliau dan para sahabat terus menerus melakukan ibadah dengan cara sembunyi- sembunyi, sampai beliau di beri Ayat yang memerintahkan agar terbuka di dalam berda’wah ( Al-Hijr : 94 ), dan ahirnya beliau terbuka di dalam berda’wah. Tidak lama kemudian beliau mencela barang- barang yang mereka anggap tuhan dan mengajak meninggalkan segala bentuk kemusyrikan. Dan ini menyebabkan mereka berani melawan dan memusuhinya, sampai- sampai kaum Muslim mendapat derita yang amat sangat dari permusuhan mereka, dan ahirnya mereka berhijrah ke daerah yang di pimpin oleh raja Najasyi pada tahun ke lima dari kenabian. Sedangkan Nabi SAW di bela oleh pamannya, Abi Tholib, maka semuanya segan dan takut.
Di saat itu beliau di wajibkan melakukan solat sebentar di waktu malam, dan ini berjalan terus hingga di revisi dengan Ayat Al-Muzzammil : 20. Kemudian beliau di wajibkan melakukan solat dua roka’at di pagi hari dan dua roka’at di sore hari. Sampai ahirnya kewajiban ini di rubah dengan di wajibkannya solat lima waktu di beliau di panggil isro’. Kemudian di saat pertengahan bulan Syawwal pada tahun ke sepuluh dari kenabian, Abu Tholib meninggal. Kemudian S. Khodijah ikut menyusul kepergian Abi Tholib selang tiga hari. Maka kematian kedua tokoh ini menyebabkan kaum Muslimin tambah menderita dan Nabi SAW mendapat perlakuan yang sangat buruk dari kaum Quroisy.
Kemudian pada suatu saat, Nabi SAW berangkat menuju Thoif dengan tujuan memberi da’wah kepada suku Tsaqif, namun mereka tidak mengindahkan ajakan beliau dan bahkan mereka menyuruh para budak dan anak- anak kecil agar mencacinya dan melemparkan batu padanya sampai sandal beliau terkena darah dari kakinya. Kemudian Nabi SAW kembali ke Makkah dengan di liputi kesusahan, lalu beliau di temui Malaikat yang mengurusi gunung dan menawarkan padanya untuk menghancurkan mereka yang memilki fanatisme jahiliyyah. Namun beliau menjawabnya, “Aku berharap Alloh akan mengeluarkan dari mereka anak- anak yang di kasihi oleh-Nya.”

! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم !
! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ !
ثم أسري بروحه و جسده يقظة من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى و رحابه القدسية C و عرج به إلى السموات فرأى أدم في الأولى و قد جلله الوقار و علاه C و رأى في الثانية عيسى ابن مريم البتول البرة التقية C و ابن خالته يحيى الذي أوتي الحكم في حال صباه C و رأى في الثالثة يوسف بصورته الجمالية C و في الرابعة إدريس الذي رفع الله مكانه و أعلاه C و في الخامسة هارون المحبب في الأمة الإسرائيلية C و في السادسة موسى الذي كلمه الله تعالى و ناجاه C و في السابعة إبراهيم الذي جاء ربه بسلامب القلب و حسن الطوية C و حفظه من نار نمرود و عافاه C ثم رفع إلى سدرة المنتهى إلى أن سمع صريف الأقلام بالأمور المقضية C إلى مقام المكافحة الذي قربه الله فيه و أدناه C و أماط له حجب الأنوار الجلالية C و أراه بعيني رأسه من حضرة الربوبية ما أراه C و بسط له بسط الإدلال في المجال الذاتية C و فرض عليه و على أمته خمسين صلاة ثم انهل سحاب الفضل فردت إلى خمس عملية C و لها أجر الخمسين كما شاءه في الأزل و قضاه C ثم عاد في ليلته فصدقه الصديق بمسراه C و كل ذي عقل و روية C و كذبته قريش و ارتد من أضله الشيطان و أغواه C
ssssssssssssssssssssssssss
Kemudian Nabi SAW di panggil berisro’ dengan ruh dan jasad beliau dalam keadaan terjaga dari Almasjidil Harom ke Almasjidil Aqsho dan halamannya yang suci. Dan beliau juga di naikkan ke langit, dan di langit yang pertama beliau melihat Nabi Nabi Adam dalam keadaan yang sangat agung. Di lagit yang kedua beliau melihat Nabi ‘Isa bin Maryam, seorang perawan yang baik dan bertaqwa, dan di sana juga bertemu dengan saudara sepupu ‘Isa, yaitu Nabi Yahya, nabi yang di angkat menjadi nabi sejak saat masih kecil. Di langit ketiga, beliau melihat Nabi Yusuf dengan keadaannya yang sangat tampan. Di langit keempat beliau melihat Nabi Idris yang di derajat dan tempatnya di tinggikan oleh Alloh SWT. Beliau melihat Nabi Harun yang di sukai oleh Bani Isroil di langit yang kelima. Dan di langit yang keenam beliau melihat Nabi Musa yang pernah menerima firman Alloh SWT secara langsung. Di langit yang ke tujuh beliau melihat Nabi Ibrohim yang menghadap Tuhan-nya dengan hati yang semat dan baik dan pernah di bakar oleh raja Numrudz namun di selamatkan oleh Alloh dari rekayasa raja.
Kemudian beliau di angkat sampai ke Sidrotil Muntaha hingga beliau bisa mendengar suara Qolam yang menulis segala sesuatu yang bakal terjadi, dan bahkan sampai ke maqom Mukafahah, sebuah tempat yang dekat pada Alloh Ta’ala. Saat itu Alloh Ta’ala menghilangkan tabir- tabir Nur keagungan, sampai beliau di perlihatkan Dzat Alloh Ta’ala dengan dua mata kepala beliau. Di situ juga di bentangkan maqom Idlal dengan Tuhan. Dan di wajibkan atas beliau dan ummmatnya lima puluh kali solat sehari semalam. Namun tercurahlah awan anugrah sampai di kurangi hingga hanya di wajibkan lima kali yang memilki nilai atau pahala sama dengan lima puluh kali, sebagaimana ketentuan Azali-Nya.
Kemudian beliau kembali pada malam itu juga, dan dari sekembalinya ada yang mempercayai isro’ ini, seperti Abi Bakr R.A dan orang- orang yang memiliki pemikiran yang benar. Namun rata- rata orang- orang Quroisy tidak percaya padanya dan bahkan ada pula orang menjadi murtad karena tertipu dengan godaan setan.

عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم
اللهم صل وسلم وبارك عليه
ثم عرض نفسه علي القبائل بأنه رسول الله في الايم الموسمية * فأمن به ستة من الانصار اختصهم الله برضاه * وحج منهم في القابل اثنا عشر رجلا وبايعوه بيعة حقية * ثم انصرفوا فظهر الاسلام بالمدينة فكانت معقله ومأواه * وقدم عليه في العام الثالث سبعون أو وثلاثة او خمسة وامرأتان من القبائل الاوسية والخزرجية * فبايعوه وأمر عليهم اثني عشر نقيبا جحاجحة سراه * فهاجر إليهم من مكة ذو الملة الاسلامية * وفارقوا الاوطان رغبة في ما أعد لمن هجر الكفر و نأه * وخافت قريش ان يلحق صلي الله عليه وسلم به علي الفورية * فأتمروا بقتله فحفظه الله تعالي من كيدهم ونجاه * وأذن له صلي الله عليه وسلم في الهجرة فركبه المشركون ليوردوه بزعمهم حياض المنية * فخرج عليهم ونثر علي رؤسهم التراب وحثاه * وأم غار ثور وفاز الصديق فيه بالمعية * وأقام فيه ثلاثا تحمي الحمائم والعناكب حماه * ثم خرج منه ليلة الاثنين وهو صلي الله عليه وسلم علي خير مطية * وتعرض له سراقة فابتهل فيه الي الله ودعاه * فساخت قوائم يعبوبه في الارض اللبة القوية * وسأله الامان فمنحه اياه *
Kemudian beiau menunjukkan kepada beberapa suku di saat ada acara peribadatan haji bahwa dirinya adalah utusan Alloh Ta’ala. Lalu dari kelompok Anshor ada enam orang yang beriman padanya, yaitu orang- orang yang mendapatkan kekhususan ridlo dari-Nya. Dan di tahun kemudian dari kelompok Anshor juga ada yang pergi haji dan kemudian membai’atnya ( masuk Islam ) dengan sungguh- sungguh. Maka dari kepulangan mereka, Islam mulai ramai di Madinah hingga kota ini menjadi tempat singgah Islam. Kemudian pada tahun ketiga datang juga tujuh puluh tiga ( ada yang mengatakan tujuh puluh lima orang ) dan dua wanita dari suku Aus dan Khozroj. Dan dari jumlah tersebut, semuanya membai’atnya dan beliau memberikan mandat kepada dua belas orang yang memiliki jiwa ketokohan untuk memimpin mereka. Kemudian mereka inilah yang menjadi tempat orang- orang Muslim Makkah yang berhijrah demi meraih pahala yang di siapkan bagi orang- orang yang sudi meninggalkan kekufuran.
Lalu orang- orang Quroisy merasa hawatir jika Nabi SAW menyusul mereka dengan cepat. Maka mereka berembug untuk membunuhnya, namun Alloh Ta’ala tetap menjaganya dari tipu daya mereka. Dan beliau mendapat ijin untuk berhijrah, maka mereka pun menjeratnya dan ingin menjatuhkannya di lembah kematian. Lalu beliau keluar menghadapi mereka dan menebarkan debu di ats kepala mereka, dan beliau beristirahat di goa Tsaur dengan di sertai sahabat Abu Bakr R.A dan hal ini merupakan suatu keberuntungan baginya. Di dalam goa tersebut beliau berdiam selama tiga hari dengan di jaga oleh burung merpati dan laba- laba pada daerah sekitar goa. Kemudian beliau keluar dari goa pada malam Senin dengan mengendarai kendaraan yang sangat bagus. Dan di tengah perjalanan, beliau di kejar oleh Suroqoh, maka dengan hati yang sangat tulus dan rendah beliau berdoa pada Alloh Ta’ala. Lalu kaki kuda yang ia tumpangi masuk ke dalam tanah yang keras, tapi setelah ia meminta keamanan dari beliau, beliau tetap memberikan keamanan.

عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم
اللهم صل وسلم وبارك عليه
ومر صلي الله عليه وسلم بقديد علي أم معبد الخزاعية * وأراد ابتياع لحم او لبن منها فلم يكن خباؤها لشيئ من ذلك قد حواه * فنظر إلي شاة في لبيت قد خلفها الجهد عن الرعية * فاستأذنها في حلبها فأذنت وقالت لو كان بها حلب لأصبناه * فمسح الضرع منها ودعا الله مولاه ووليه * فدرت فحلب وسقي كلا من القوم وأرواه * ثم حلب وملأ الإناء وغادره لديها أية جلية * فجاء أبو معبد ورأي اللبن فذهب به العجب إلي أقصاه * وقال أني لك هذا ولا حلوب باليت تبض بقطرة لبنية * فقالت مر بنا رجل مبارك كذا وكذا جثمانه ومعناه * فقال هذا صاحب قريش وأقسم بكل ألية * بأنه لو رأه لآمن به واتبعه وداناه * وقدم صلي الله عليه وسلم المدينة يوم الإثنين ثاني عشر شهر ربيع الأول وأشرقت به أرجاؤها الزكية * وتلقاه الأنصار ونزل بقباء وأسس مسجدها علي تقواه *
Di perjalanan hijrah, beliau melewati daerah Qudaid dan singgah di rumah Ummi Ma’bad Al-khuza’iyyah. Di situ beliau hendak membeli daging atau susu, namun di dalam bejana- bejana yang di miliki Ummi Ma’bad sama sekali tidak ada isinya. Lalu beliau melihat kambing yang ada di rumah yang sedang dalam keadaan sangat lemah dan tidak bisa di gembala. Lalu beliau minta ijin padanya untuk memperahnya dan tuah rumah pun mengijinkan seraya berkata, “Seandainya ada air susunya, sudah barang tentu kami bisa mendapatkannya.” Kemudian Nabi memegang susu kambing tersebut sambil berdoa pada Alloh, Tuhan yang mengasihi dan menolongnya. Maka kontan air susu kambing menjadi deras dan bahkan bisa mencukupi rombongan yang menyertai Nabi. Nabi Saw juga mengulangi memperahnya dan meletakkan di bejana yang ada di situ dan meninggalkannya sebagai tanda yang sangat jelas.
Kemudian setelah itu, sang suami yaitu Abu Ma’bad datang dan melihat air susu yang melimpah hingga ia di buatnya sangat heran. Ia bertanya, “Bagaimana ini, padahal di dalam rumah tidak ada kambing yang bisa mengeluarkan air susu setetespun ?.” Sang istri menjawab, “Tadi ada laki- laki yang penuh berkah bercirikan begini dan begitu mampir ke sini.” Sang suami menambahkan, “O, itu seseorang dari Quroisy !!.” Bahkan ia bersumpah, “Seandainya ia melihatnya, niscaya ia akan mendekat padanya, mengikuti, dan beriman padanya.”
Kemudian Nabi SAW sampai di Madinah pada hari Senin tanggal dua belas Robi’ul Awwal. Dan sebab kedatangan beliau ini,kota Madinah menjadi cerah dan bersih. Dan saat beliau datang, beliau di jemput para sahabat Ansor, dan beliau singgah di Qoba’ dan mendirikan masjid di sana dengan pondasi taqwa.

عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم
اللهم صل وسلم وبارك عليه
وكان صلي الله عليه وسلم أكمل الناس خلقا وخلقا ذا ذات وصفات سنية * مربوع القامة أبيض اللون مشربا بحمرة واسع العينين أكحلهما أهدب الأشفار قد منح الزجج حاجباه * مفلج الاسنان واسع الفم حسنه واسع الجبين ذا جبهة هلالية * سهل الخدين يري في أنفه بعض احديداب حسن العرنين اقناه * بعيد ما بين المنكبين سبط الكفين ضخم الكراديس قليل لحم العقب كث اللحية عظيم الرأس شعره الي الشحمة الاذنية * وبين كتفيه خاتم النبوة قد عمه النور وعلاه * وعرقه كاللؤلؤ وعرفه اطيب من النفحات المسكية * ويتكفؤ في مشيته كأنما ينحط من صبب ارتقاه * وكان يصافح المصافح بيده الشريفة فيجد منها سائر اليوم رائحة عبهرية * ويضعها علي رأس الصبي فيعرف مسه من بين الصبية ويدراه * يتلألؤ وجهه الشريف تلألؤ القمر في الليلة البدرية * يقول ناعته لم أر قبله ولا بعده بشر يراه *
Adalah Nabi SAW orang yang paling sempurna tubuh dan budinya, berpribadi dan budi yang luhur. Beliau sedang ketinggian badannya, putih kemerah- merahan, luas dan bercelak kedua matanya, tebal serta melengkung kedua alisnya, runcing gigi- giginya, luas dan indah mulutnya, luas keningnya, dengan dahi yang bersinar, rata kedua pipinya, pada hidungnya ada sedikit, berjauhan jarak kedua punggungnya, luas kedua tapak tanganya, sedikit , sedikit daging tungkanya, tebal jenggotnya, dengan rambut yang menggapai daun telinga. Di antara kedua punggungnya ada cap kenabian dengan sinar yang menyelubunginya. Keringat beliau seperti kilauan mutiara, keringatnya berbau harum melebihi keharuman misik. Ketika berjalan seakan turun dari dataran tinggi. Jika ada orang yang bersalaman dengan tangan beliau yang mulya, maka ia akan mendapatkan keharuman tangannya berhari- hari. Dan jika seandainya beliau memegang salah kepala salah satu anak kecil, maka anak tersebut akan di ketahui bahwa anak tersebut pernah di pegang oleh Nabi SAW dari antara sekian banyak anak karena baunya yang wangi. Wajah beliau berkilau bagai bulan purnama, sampai orang yang pernah melihatnya akan menerangkan sifat- sifatnya dengan uapannya, “Aku tidak pernah melihat sebelumnya seorang pun dan tidak akan bakal ada orang yang melihat orang yang seperti beliau.

عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَتَسْلِيْمٍ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ
وكان صلي الله عليه وسلم شديد الحياء والتواضع يخصف نعله ويرقع ثوبه ويحلب شاته ويسير في خدمة أهله بسيرة سرية * ويحب الفقراء والمساكين ويجلس معهم ويعود مرضاهم ويشيع جنائزهم ولا يحقر فقيرا أدقعه الفقر وأشواه * ويقبل المعذرة ولايقابل أحدا بما يكره ويمشي مع الارملة وذوي العبودية * ولا يهاب الملوك ويغضب لله تعالي ويرضي لرضاه * ويمشي خلف أصحابه ويقول خلوا ظهري للملائكة الروحانية * ويركب البعير والفرس والبغلة وحمارا بعض الملوك إليه أهداه * ويعصب علي بطنه الحجر من الجوع وقد أوتي مفاتيح الخزائن الأرضية * وراودته الجبال بأن تكون له ذهبا فأباه * وكان صلي الله عليه وسلم يقل اللغو ويبدؤ من لقيه بالسلام ويطيل الصلاة ويقصر الخطب الجمعية * ويتألف اهل الشرف ويكرم اهل الفضل ويمزح ولايقول إلا حقا يحبه الله تعالي ويرضاه * وههنا وقف بنا جواد المقال عن الطراد في الحلبة البيانية * وبلغ ظاعن الاملاء في فدافد الإيضاح منتهاه *

Dan adalah Nabi SAW sangat pemalu dan tawadlu’, beliau menjahit sandalnya, menambal bajunya, memperah kambingnya dan melayani keluarganya dengan dirinya.  Beliau mencintai orang- orang faqir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang faqir yang terbakar oleh kefakirannya.  Beliau mengampuni orang lain, tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang ia benci, dan berjalan dengan para janda dan budak. Beliau sama sekali tidak takut pada raja dan marah karena Alloh dan ridlo karena di situ ada ridlo Alloh. Beliau berjalan di belakang para Sahabatnya dan berkata pada merteka, “Biarkan di belakangku ada para Malaikat yang halus !.” Beliau berkendara onta, kuda, bighol, dan himar ( keledai ) yang di hadiahkan oleh sebagian raja pada beliau. Beliau membalutkan batu pada perutnya karena saking laparnya, padahal beliau telah di beri kunci- kunci ekonomi dunia. Pernah pada suatu saat, gunung- gunung menawarkan padanya untuk berubah menjadi emas, namun beliau menolaknya.
Dan adalah Nabi SAW sangat sedikit sekali berbuat yang tidak berguna. Beliau jika bertemu seseorang, maka beliau-lah yang memulai memberikan salam. Dan jika solat, beliau melakukannya agak lama. Sedangkan jika berhitbah, maka beliau mempercepatnya. Kepada orang- orang memiliki kemulyaan, beliau bergaul dengan santai dan kalem. Beliau memulyakan orang- orang mulya. Beliau juga bergurau, namun tidak berucap kecuali dengan ucapan yang benar yang di cintai dan di ridloi oleh Alloh.
Di sini, keterangan- keterangan yang mirip dengan kuda yang indah telah berhenti dari perjalanannya di medan penjelasan. Dan imla’ yang berangkat sudah sampai garis finishnya.


عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم
اللهم صل وسلم وبارك عليه
اللهم يا باسط اليدين بالعطية * يا من اذا رفعت اليه أكف العبد كفاه * يا من تنزه في ذاته وصفاته الاحدية * عن ان يكون له فيها نظائر واشباه * يا من تفرد بالبقاء والقدم والازلية * يا من لا يرجي غيره ولا يعول علي سواه * يا من استند الأنام إلي قدرته القيومية * وأرشد بفضله من استشده واستهداه * نسألك اللهم بأنوارك القدسية * التي أزاحت من ظلمات الشك دجاه * ونتوسل إليك بشرف الذات المحمدية * وبأله كواكب أمن البرية وسفينة السلامة والنجاة * وبأصحابه أولي الهداية والأفضلية * الذين بذلوا نفوسهم لله يبتغون فضلا من الله * وبحملة شريعته أولي المناقب والخصوصية * الذين استبشروا بنعمة وفضل من الله * أن توفقنا في الأقوال والأعمال لإخلاص النية * وتنجح لكل من الحاضرين والغائبين مطلبه ومناه * وتخلصنا من أسر الشهوات والأدواء القلبية * وتحقق لنا من الآمال ما بك ظنناه * وتكفينا كل مدلهمة وبلية * ولا تجعلنا ممن أهواه هواه * وتدني لنا من حسن اليقين قطوفا دانية جنية *وتمحو عنا كل ذنب جنيناه * وتستر لكل منا عيبه وعجزه وحصره وعيه * وتسهل لنا من صالح الاعمال ما عز ذراه * وتعم جمعنا هذا من خزائن منحك السنية * برحمة ومغفرة وتديم عمن سواك غناه * اللهم إنك جعلت لكل سائل مقاما ومزية * ولكل راج ما أمله فيك ورجاه * وقد سألناك راجين مواهبك اللدنية * فحقق لنا ما منك رجوناه * اللهم أمن الروعات وأصلح الرعاة والرعية * وأعظم الأجر لمن جعل هذا الخير في هذا اليوم وأجراه * اللهم اجعل هذه البلدة وسائر بلاد الإسلام أمنة رخية * واسقنا غيثا يعم انسياب سيبه السبسب ورباه * واغفر لناسج هذه البرود المحبرة المولدية * سيدنا جعفر من إلي البرزنجي نسبته ومنتماه * وحقق له الفوز بقربك والرجاء والأمنية * واجعل مع المقربين مقيله وسكناه * واستر له عيبه وعجزه وحصره وعيه * وكاتبها وقارئها ومن اصاغ اليها سمعه واصغاه * اللهم وصل وسلم علي اول قابل للتجلي من الحقيقة الكلية وعلي أله وصحبه ومن نصره ووالاه * ما شنفت الآذان من وصفه الدري بأقراط جوهرية * وتحلت صدور المحافل المنيفة بعقود حلاه * وأفضل الصلاة وأتم التسليم علي سيدنا ومولانا محمد خاتم الانبياء والمرسلين * وعلي أله وصحبه أجمعين * سبحان ربك رب العزة عما يصفون * وسلام علي المرسلين * والحمد لله رب العالمين *
Ya Alloh, wahai Tuhan yang membentangkan kedua tangan-Nya dengan pemberian. Wahai Tuhan yang bilamana kedua tapak tangan hamba di angkat kepada-Nya, maka Dia akan mencukipinya. Wahai Tuhan yang maha suci di dalam Dzat dan Sifat- Sifat-Nya dari kemiripan dari siapapun. Wahai Tuhan yang hanya Dia-lah di miliki sifat Qidam, Baqo’, dan Azali. Wahai Tuhan yang tiada harapan dan tumpuhan hati kecuali pada-Nya. Wahai Tuhan yang semua mahluk bersandar pada sifat Qdroh dan Qoyyumiyyah-Nya, dan menunjukkan pada orang yang minta petunjuk dengan anugerah-Nya. Kami minta pada-Mu dengan cahaya-Mu yang suci yang menghilangkan kegelapan keraguan. Dan kami membuat perantara kepada-Mu dengan kemulyaan Nabi Muhammad, para keluarganya yang menjadi bintang di dalam keamanan mahluk dan menjadi bahtera keselamatan, para Sahabatnya yang memiliki petunjuk dan kelebihan yang telah menyerahkan diri mereka pada Alloh dengan tujuan mencari anugera-Nya, dan para Ulama yang membawa Syariat yang memiliki sifat- sifat yang bagus dan kehususan, kami minta agar Egkau memberi pertolongan pada kami di dalam ucapan dan amal agar berniat dengan ikhlas, meluluskan tujuan setiap dari kami, baik yang hadir atau yang tidak, membersihkan kami dari kungkungan sahawat dan penyakit hati, merealisasikan pengharapan kami yang telah kami curahkan keyakinan kami pada-Mu, menjaga kami dari segala cobaan, janganlah jadikan kami orang yang di hancurkan oleh hawa nafsu, dekatkanlah pada kami keyakinan yang baik yang mirip dengan buah yang dekat dan siap di petik, hapuslah segala dosa yang telah kami lakukan, tutuplah setiap dari kami cacat, kelemahan, hususnya kelemahan di dalam berbicara kami, mudakanlah kami untuk berbuat amal yang baik, agung dan tinggi, jadikanlah perkumpulan kami ini rata dengan ramat dan pengampunan dari gudang pemberian-Mu, jadikanlah kami selalu tidak bergantungan dengan selain Engkau.
Ya Alloh, sungguh Engkau menberikan tingkatan bagi setiap orang yang meminta pada-Mu da memberikan pengharapan setiap orang yang mengharap dari-Mu. Sedangkan kami telah meminta-Mu dengan mengharap pemberian yang langsung dari-Mu. Maka nyatakanlah pengharapan tersebut. Ya Alloh, berilah kami aman dari segala ketakutan, jadikanlah kami rakyat dan penguasa yang baik. Besarkanlah pahala bagi orang yang melakukan kebaikan ini di hari ini. Ya Alloh, jadikanlah negeri ini dan negeri- negeri Islam aman dan swasembada. Berilah kami hujan yang rata di tanah yang datar dan tinggi. Ampunilah orang yang menata Burud Maulid ini, yaitu Sayyid Ja’far, orang yang sebangsa pada Albarzanjy. Jadikanlah tempat peristirahatannya bersama orang- orang yang dekat dari-Mu. Berilah kedekatan dan pengharapannya Tutuplahlah cacat, kelemahan dan khususnya di dalam berbicaranya. Begitu pula orang yang menulis, membaca, dan orang yang mendengarkannya. Berilah Solawat-Mu pada orang yang menerima Tajalli dari Dzat Tuhan ( ya’ni : Nabi Muhammad SAW ), para keluarga, dan Sahabat, dan orang- orang yang menolongnya, selama telinga- telinga masih di gantungi mutiara sifat- sifat kenabian dan beberapa panggung yang agung di hiasai dengan hiasan- hiasan kenabian.
Solawat yang paling afdlol semoga tercurahkan pada Sayyidina Muhammad nabi pemungkas, keluarga, dan para sahabatnya.

Sumber:http://warkopmbahlalar.com/2011/05/terjemah-al-barzanji-halal-di-copas/