Al-Razi, Ibnu al-Jazzar, al-Zahrawi serta Ibnu Sina merupakan dokter-dokter Muslim legendaris yang lahir di era kekhalifahan. Nama dan buah pikir yang mereka sumbangkan bagi kemajuan peradaban manusia telah diakui masyarakat dunia dari zaman ke zaman. Kontribusi para dokter Muslim itu sangat besar pengaruhnya bagi dunia kedokteran modern.
Salah satu sumbangan yang diberikan
keempat dokter Muslim bagi dunia kedokteran modern adalah dalam bidang
urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani
bedah ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi.
Keempat dokter Muslim itu mengkaji dan membahas tentang urologi dalam buku kedokteran yang mereka tulis.
Prof Rabie E Abdel-Halim dalam
tulisannya bertajuk Paediatric Urology 1000 Years Ago, mengungkapkan
keberhasilan dunia kedokteran Muslim pada 1.000 tahun silam dalam bidang
urologi.
Keempat kitab kedokteran yang mengupas
masalah urologi itu adalah; Kitab al-Hawi fi al-Tibb karya Al-Razi;
Risala fi Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar; Kitab
at-Tasrif li-man 'Ajiza 'an at-Ta 'lif, karya Al-Zahrawi; dan Al-Qanun
fi al-Tibb, karya Ibnu Sina.
Lalu bagaimana al-Razi mengupas urologi dalam kitabnya yang fenomenal al-Hawi fi al-Tibb?
Campbell DC dalam karyanya Arabian
Medicine and Its Influence on the Middle Ages, mengungkapkan, kitab
al-Hawi yang terdiri dari 23 volume merupakan karya Al-Razi dokter
Muslim yang hidup di Baghdad pada 841-926 M. Campbell menyebut al-Hawi
sebagai sebuah ensiklopedia kedokteran dan operasi. "Dan ini merupakan
kontribusi utama al-Razi pada bidang kedokteran," tutur Campbell.
Dalam kitab itu, al-Razi mengkritik
dunia kedokteran yang berkembang di Yunani dengan hasil pengamatannya
yang sangat akurat. Ia telah mampu mengembangkan sebuah mode analisis
yang di masa depan membentuk dasar penelitian ilmiah. Sejarawan
kedokteran, Margotta R Cumston, karyanya An Illustrated History of
Medicine, menyatakan, dokter-dokter Muslim di era keemasan Islam
memiliki sejumlah kelebihan, yakni lebih teliti dan hati-hati dalam
menganalisis, memiliki wawasan yang luas mengenai kedokteran Yunani
serta mampu menggali bahan-bahan yang penting dan membuang bahan yang
tak berguna.
Menurut Husain dan al-Okbey dalam
karyanya Tibb ar-Razi Dirasa wa tahlil li-kitab al-Hawi,/ tidak seperti
pendahulunya, al-Razi mengikuti skema asli dari metode pengklasifikasian
penyakit menurut organ yang terpengaruh.
"Dalam hal ini, ia menunjukkan kemampuan
yang tertinggi sebagai seorang dokter dengan presentasi berbagai
kondisi ilmu penyakit,'' imbuh Campbel dan Meyerhof M dalam karyanya
berjudul Thirty-Three Clinical Observations by Rhazes (circa 900 AD).
Al-Razi biasanya mengkaji sebuah
penyakit dari keluhan, kemudian dilakukan analisa awal dan akhir,
menjelaskan tanda-tanda yang diperlukan untuk diagnosa. Dalam bidang
urologi, al-Razi sudah mampu mendeteksi gejala yang berat pada penyakit
pinggang. Ia sudah berhasil membedakan secara tepat antara ginjal dan
batu ginjal atau pembengkakan.
"Perbedaan antara penyakit ini adalah
dengan peradangan, bercampur dengan demam, kekerasan dan polyuria dengan
frekuensi, dengan halangan, oliguria dan air seni yang jelas dan dengan
batu, air seni yang baik atau tidak dan dengan sedimentasi yang
mengandung pasir,'' papar al-Razi dalam kitabnya tersebut.
Desnos E dalam karyanya The History of
Urology up to the Latter Half of the Nineteenth Century menjelaskan,
meskipun Rufus of Ephesus telah membedakan antara vesical dan ginjal
haematuria, al-Razi, juga yang memberi alasan physio-anatomis untuk
perbedaan ini.
"Tiba-tiba haematuria dalam kaitan
dengan pecahnya pembuluh ginjal seperti ini bukan kasus dalam kandung
kemih. Ini tidak untuk pembuluh vesical memecahkan banyak darah yang
datang ke situ terjadi pada ginjal. Dan ini adalah karena darah tidak
disaring pada pembuluh dari kandung kemih, karena itu terjadi di
pembuluh ginjal,'' ungkap al-Razi.
''Tetapi jumlah darah yang datang ke
kandung kemih hanya cukup untuk gizi, sedangkan di ginjal, karena darah
yang disaring di dalamnya dan kemudian pembuluh darah membesar dan
banyak darah datang ke sana, jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan
untuk nutrisi. Juga pada pembuluh di kandung kemih tidak dekat dengan
interior dan tidak didukung dengan pembuluh yang masuk ke dalam ginjal,"
jelas Al-Razi.
Al-Razi juga membedakan antara ginjal
haematuria berkaitan dengan pemecahan pembuluh dan itu berkaitan dengan
kongesti dengan peningkatan permeabilitas. Dalam bab tentang
"menghentikan air seni," al-Razi berbeda pendapat dengan pendahulunya
Celsus yang menulis di awal era Kristen, dan Paulus of Egina (625-690
M), keduanya hanya menyebutkan untuk penyimpanan air seni.
Al-Razi membedakan antara penyimpanan
dan anuria. Ia menyebutkan bahwa air seni berhenti karena kekurangan
ginjal dan tanda pemberhentian dari air seni ini. Selain itu, tidak ada
rasa sakit berat di bagian belakang dan bukan di pinggang, saluran
kencing dan kandung kemih.
Rasa sakit di daerah pinggang, tutur
dia, terjadi akibat kekosongan pada kandung kemih. Tetapi jika ia
menjadi batu, tanda-tanda dari batu akan muncul sebelum itu. Dan jika ia
menjadi bengkak panas, dengan rasa sakit ada beberapa denyut. Dan jika
ia menjadi penyakit di ginjal kemudian itu hanya kekakuan.
Menurut al-Razi, jika terjadi
pembengkakan yang kuat, maka air seni tidak berhenti tiba-tiba, namun
secara bertahap dan hanya dengan kekakuan. Dan jika akan pembekuan darah
atau nanah, maka itu akan diawali oleh maag.
"Dan jika air seni dihentikan karena air
seni petikan dari ginjal, kandung kemih akan kosong dan sakit di
sepanjang saluran kencingnya itu karena ada penusukan dan penyulaman dan
merupakan sakit yang berkelanjutan setelah itu, menggunakan kriteria
sebelumnya dalam ginjal," papar Al-Razi.
Dengan gaya yang sama, ia membahas
pengamatan klinis tentang penyimpanan. Menurut Husain dan Al-Okbey,
al-Razi membedakan dengan presisi hebat antara ginjal vesical atau rasa
sakit vesical dan sakit yang berkaitan dengan radang usus besar.
Dia juga unggul dalam membedakan antara
batu dormant dan pergerakannya, yang menggambarkan lokasi yang tepat
selanjutnya. Radbill menyatakan bahwa al-Razi adalah orang yang pertama
yang menjelaskan spina bifida. Al-Razi merupakan dokter pertama yang
menggunakan enemas sebagai persiapan untuk operasi.
Ia juga tercatat sebagai dokter pertama
yang berhasil menghancurkan batu besar dengan menggunakan gapit batu.
Selain itu, al-Razi juga ditabalkan sebagai dokter pertama yang pertama
kali menjelaskan Meatotomi.
Kitab Rujukan Urologi Karya Dokter Muslim
Risala fi Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim
Kitab ini merupakan karya Ibnu al-Jazzar
atau al-Gizar (895-980 M). Kitab Siyasat as-Sibian wa-Tadbirihim,
terdiri dari 22 bab. Buku kedokteran ini dianggap sebagai lanjutan dari
perbedaan pediatri dari penyakit lain. Dalam satu bab khusus, kitab
karya al-Jazzar ini membahas batu yang terdapat pada kandung kemih,
termasuk aetiology, kejadian jenis kelamin, gejala dan tanda-tanda.
At-Tasrif li-Man 'Ajiza 'an al-Ta'lif
Kitab al-Hawi fi al-TibbKitab karya
al-Zahrawi (930-1013 M) itu disebut Abouleish E dalam karyanya
Contributions of Islam to Medicine Kitab at-Tasrif li-man 'ajiza' 'an
at-Ta'lif sebagai karya terbesarnya dalam bidang pengobatan. Buku
kedokteran yang terdiri dari 30 volume itu lebih cocok disebut sebagai
ensiklopedia kedokteran dan operasi.
"Al-Zahrawi menjelaskan semua
pengetahuan operasi sepanjang hidupnya dalam kitab sebanyak 30 jilid
mengenai ensiklopedia kedokteran yang besar," imbuh Spink MS dalam
Albucasis on Surgery and Instruments.
Sejumlah sejarawan telah menjelaskan
jilid ini sebagai buku kedokteran pertama yang pertama memberikan
penjelasan pengobatan lengkap yang rasional disertai ilustrasi, dan
berbagai prosedur operasi dan instrumen.
Pada bidang urologi, al-Zahrawi telah
menemukan sebuah peralatan pengeboran untuk sebuah lubang pada batu
urethal yang berbentuk seperti bor bernama Al-Michaab. Alat ini terbuat
dari baja, dapat dianggap sebagai dasar lithotripsy. Al-Zahrawi juga
merancang gunting khusus yang disebut Kalalib , yang digunakan
menghancurkan vesical batu besar melalui perineal cystotomy.
Al-Qanun fi al-Tibb
Cumston menjelaskan Ibnu Sina atau
Avicenna (980-1037 M) dalam bidang urologi pada dasarnya mengikuti
metode atau analisis al-Razi. Menurut Desnos, klasifikasi penyakit
ginjal dan kandung kemih telah dijelaskan Ibnu Sina dalam Al-Qanun.
Gejala Batu Ginjal
Menurut Ibnu Sina, seseorang yang
menderita batu ginjal akan merasakan rasa sakit. Rasa sakit akan tambah
memburuk ketika batu mulai terbentuk atau saat batu itu turun menuju ke
kandung kemih. Penderita batu ginjal, kata kedua dokter Muslim
legendaris itu, akan merasakan betapa beratnya panggul mereka.
Ibnu Sina telah mampu membuat perbedaan
yang jelas antara batu ginjal dan batu kandung kemih. Para dokter Muslim
di zaman memang terbilang fenomenal. Saat dunia barat dikungkung
kegelapan, mereka telah menguasai perbedaan beragam penyakit. Mereka
telah mampu menjelaskan perbedaan diagnosis antara sakit usus dan sakit
ginjal. Penjelasan yang dibuat seribu tahun lalu itu ternyata tak
berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah kedokteran saat ini.
she/des/RioL
Sumber: http://www.akhirzaman.info/islam/sains/1357-urologi-dalam-kitab-al-hawi-karya-al-razi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar