Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan meresmikan SPLU di kantor PLN Gambir Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2012). |
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara Dahlan Iskan meresmikan Stasiun Pengisian Listrik Umum
(SPLU). Hal itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM).
"Sebenarnya
SPLU ini belum diperlukan sekarang, baru tahun depan diperlukannya.
Tapi pembangunan SPLU ini akan memberikan keyakinan kepada masyarakat
bahwa membangun infrastruktur mobil dan motor listrik itu lebih
gampang," kata Dahlan seusai meresmikan SPLU di kantor PLN DKI Jakarta,
Gambir Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2012).
Menurut Dahlan, PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus segera membangun SPLU di beberapa
lokasi strategis untuk mengantisipasi produksi mobil dan motor listrik
mulai tahun depan. Namun untuk sementara, PLN akan membangun SPLU ini di
kantor PLN sendiri.
PLN berencana menyiapkan 24 SPLU dan akan
diletakkan pada 10 titik utama. Kantor Kementerian BUMN akan memiliki
SPLU sebanyak 2 unit, Kantor Kementerian ESDM sebanyak 2 unit, Kantor
Dirjen Ketenagalistrikan sebanyak 1 unit, Kantor PLN Bulungan sebanyak 1
unit, Kantor PLN Mampang sebanyak 1 buah, Kantor PLN Ciputat sebanyak 1
buah, Kantor PLN Gambir, Kantor PLN Tanjung Priok, Kantor PLN Lenteng
Agung, dan Kantor PLN Pasar Minggu. "Karena fisiknya mungil, SPLU bisa
ditaruh di pojokan apa saja. Mau di parkiran, di pinggir jalan, di
kantor pemerintah atau di mal juga bisa," kata Dahlan.
Isi Ulang Mobil Listrik Cukup dengan Gopek
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero telah meresmikan Stasiun
Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk isi ulang baterai kendaraan
bertenaga listrik. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan masyarakat
terhadap penggunaan bahan bakar minyak.
Jangan membayangkan SPLU
ini seperti bangunan besar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
SPLU ini hanya merupakan bangunan mungil mirip seperti telepon umum di
pinggir jalan. Karena mirip dengan telepon koin, maka untuk bisa
mengisi listrik baik untuk mobil maupun motor di SPLU juga memerlukan
koin. PLN menyediakan SPLU untuk bisa diisi koin Rp 1.000, Rp 500, Rp
100, dan Rp 200.
General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya M Sulastio menjelaskan, koin Rp 500 atau uang gopek akan
dapat digunakan untuk mengisi listrik sebesar 5.500 VA. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan isi ulang tersebut sekitar 15 menit. "Untuk
tahap pertama ini, akan dibuat 24 SPLU di Jakarta dulu. Saat ini kita setting
untuk 5.500 VA per 15 menit dengan koin 500 rupiah," kata Sulastio
seusai peresmian SPLU di Kantor PLN Gambir Jakarta Pusat, Minggu
(5/8/2012).
SPLU ini juga bisa menerima koin dengan nominal lebih
kecil. Uang receh Rp 200, misalnya, dipakai untuk isi ulang selama 6
menit, dan Rp 100 untuk 3 menit masa pengisian. Pengisian selama 30
menit dapat dilakukan dengan memasukkan uang logam Rp 1.000 atau dua
kali memasukkan uang Rp 500. Pengisian dengan jumlah lebih dari itu
dapat dilakukan dengan memasukkan lebih banyak uang koin. Dengan ragam
pilihan uang untuk mengisi listrik, masyarakat akan dipermudah untuk
mengisi mobil dan motor listrik sesuai dengan voltasenya.
PLN
nantinya juga akan membuat SPLU yang bisa menerima uang kertas. "Nanti
kita sesuaikan kebutuhan mobil listrik dan kendaraan listrik lainnya
biar tidak terlalu lama," ujar Sulastio.
Ia mengatakan, untuk
pembuatan satu unit SPLU hanya memakan biaya Rp 5 juta. PLN cukup
menggunakan kas internal untuk memproduksi SPLU tersebut sehingga tidak
perlu anggaran dari pemerintah pusat. SPLU ini baru akan dipasang pekan
depan dan hanya ada di kantor PLN.
Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/05/17454393/Dahlan.Iskan.Resmikan.Stasiun.Pengisian.Listrik
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/05/18393667/Isi.Ulang.Mobil.Listrik.Cukup.dengan.Gopek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar