Jakarta, NU Online
Sebuah terobosan di bidang teknologi astronomi telah dilakukan oleh Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) dengan merancang, merakit dan memproduksi NUMO (NU Mobile Observatory, sekaligus singkatan dari Nusantara Mobile Observatory). NUMO adalah Sebuah instalasi observatorium keliling (al-marshadu al-falaki al-jauli) yang dilengkapi alat-alat tradisional dan modern, dapat berpindah tempat, serta berfungsi untuk rukyat awal bulan, rukyat bulan tua, observasi manzilah bulan, dan observasi benda-benda langit lainnya, seperti matahari, merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, gugus bintang, bright nebula, dan meteor.
Sebuah terobosan di bidang teknologi astronomi telah dilakukan oleh Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) dengan merancang, merakit dan memproduksi NUMO (NU Mobile Observatory, sekaligus singkatan dari Nusantara Mobile Observatory). NUMO adalah Sebuah instalasi observatorium keliling (al-marshadu al-falaki al-jauli) yang dilengkapi alat-alat tradisional dan modern, dapat berpindah tempat, serta berfungsi untuk rukyat awal bulan, rukyat bulan tua, observasi manzilah bulan, dan observasi benda-benda langit lainnya, seperti matahari, merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, gugus bintang, bright nebula, dan meteor.
Lajnah Falakiyah
Nahdlatul Ulama (LFNU) berpandangan, kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
astronomi dan ilmu hisab diperoleh dari hasil kegiatan rukyat atau
observasi benda-benda langit. Rukyat yang berkelanjutan terus mengawal
proses peningkatan temuan mutakhir hingga nyaris sempurna. Untuk
seterusnya, selain sebagai muasal, rukyat sekaligus menjadi sarana
koreksi bagi metode hisab.
NUMO (NU Mobile Observatory, sekaligus singkatan dari Nusantara Mobile Observatory). Sebuah instalasi observatorium keliling (al-marshadu al-falaki al-jauli) hasil rancangan, rakitan, dan produksi Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU). |
Menurut Pengurus Pusat LFNU KH A
Ghazalie Masroeri, dalam penentuan awal bulan Qomariyah metode hisab
digunakan NU sebagai pendukung. Posisi ini dilakukan untuk menghasilkan
rukyat yang berkualitas. Ilmu hisab akan kian maju dan akurat ketika
penyokong utamanya adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal atau
rukyat.
“Rukyat dan hisab laksana dua sisi keping mata uang. Dan temuan-temuan yang diperoleh melalui rukyat itu menjadi sarana koreksi terhadap hitungan hisab,” tuturnya.
Keputusan LFNU dalam banyak hal telah melibatkan metode hisab baik tentang ketentuan kalender Qamariyah maupun jadwal shalat. Bahkan, selain berjibaku dengan penghitungan rumit itu, LFNU menfungsikan sejumlah perangkat canggih untuk menyempurnakan tingkat akurasi kesimpulan yang diambil.
“Rukyat dan hisab laksana dua sisi keping mata uang. Dan temuan-temuan yang diperoleh melalui rukyat itu menjadi sarana koreksi terhadap hitungan hisab,” tuturnya.
Keputusan LFNU dalam banyak hal telah melibatkan metode hisab baik tentang ketentuan kalender Qamariyah maupun jadwal shalat. Bahkan, selain berjibaku dengan penghitungan rumit itu, LFNU menfungsikan sejumlah perangkat canggih untuk menyempurnakan tingkat akurasi kesimpulan yang diambil.
Ahli Rukyah NU, Pasti Ahli Hisab
“Orang selalu salah paham terhadap NU yang mengedepankan rukyah. Di
zaman modern kok rukyah, bukan hisab. Itu kan tradisional. Orang seperti
itu tidak tahu, justru NU itu gudangnya ahli hisab.
Demikian dinyatakan Ketua Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama KH A.
Ghazali Masroeri di hadapan pengurus lajnah, banom, dan lembaga NU,
serta para wartawan dari berbagai media, di gedung PBNU, (18/7) dengan
tema Menyambut Ramadlan 1433 H.
“Tapi ahli hisabnya NU pasti ahli rukyah. Saya juga perukyah, karena mata saya sudah begini, (kurang bisa melihat) jadi manager para perukyah,” tegasnya.
Kiai Ghazali menjelaskan bahwa NU menggunakan metode rukyah yang berkualitas, didukung dengan ilmu hisab modern. “Kenapa kata “rukyah didahulukan? Karena dalam Al-Quran dan haditsnya begitu,” jelasnya.
Ada perintah lain dalam Al-Quran, yaitu untuk menuntut ilmu, dalam hal ini, konteksnya adalah disuruh menuntut ilmu hisab. Sehingga kedua macam ilmu ini bisa terpadu.
“Tapi ahli hisabnya NU pasti ahli rukyah. Saya juga perukyah, karena mata saya sudah begini, (kurang bisa melihat) jadi manager para perukyah,” tegasnya.
Kiai Ghazali menjelaskan bahwa NU menggunakan metode rukyah yang berkualitas, didukung dengan ilmu hisab modern. “Kenapa kata “rukyah didahulukan? Karena dalam Al-Quran dan haditsnya begitu,” jelasnya.
Ada perintah lain dalam Al-Quran, yaitu untuk menuntut ilmu, dalam hal ini, konteksnya adalah disuruh menuntut ilmu hisab. Sehingga kedua macam ilmu ini bisa terpadu.
Lulusan Perguruan Tinggi di London, Prancis dan ITB
Di NU, sambung Kiai Ghazali, berkumpul para ahli hisab, ahli rukyah, ahli astronomi, ahli fiqih. Itu menyatu kemudian mengadakan pertemuan-pertemuan untuk memprediksi penanggalan beberapa tahun yang akan datang. Mereka berpendidikan dalam dan luar negeri. "Ada yang dari London, ada dari Prancis, ada dari ITB, latar belakang mereka adalah pesantren-pesaantren NU,” tambahnya.
Di NU, sambung Kiai Ghazali, berkumpul para ahli hisab, ahli rukyah, ahli astronomi, ahli fiqih. Itu menyatu kemudian mengadakan pertemuan-pertemuan untuk memprediksi penanggalan beberapa tahun yang akan datang. Mereka berpendidikan dalam dan luar negeri. "Ada yang dari London, ada dari Prancis, ada dari ITB, latar belakang mereka adalah pesantren-pesaantren NU,” tambahnya.
Di antara mereka juga menciptakan metode-metode baru misalnya "Al-Mawaqid" diciptakan Dr. Ir. Hafid. Kemudian, Ghazali Muhammad menciptakan "Samrotul Fikr". Kemudian di antara mereka juga membuat karya tulis baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Arab.
KH Noor Ahmad sesepuh NU dan ahli falak serta penulis kitab "Nurul Anwar" asal Jepara, Jawa Tengah |
Salah satu tokoh ahli falak NU adalah KH Noor Ahmad asal Jepara, Jawa Tengah. Kiai sepuh ini adalah penulis kitab "Nurul Anwar". Menurut Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghozalie Masroeri, KH Noor Ahmad adalah sosok kiai yang
mengabdikan usianya untuk mengembangkan ilmu falak. Bahkan, KH Noor Ahmad pernah menggemparkan kerajaan Saudi Arabiya karena
kritiknya terhadap kesalahan penentuan tanggal pelaksanaan wukuf di
Arafah. Sampai usia senja, ahli falak ini masih aktif menjadi penasihat aktif Lajnah Falakiyah PBNU. KH Noor Ahmad telah berpulang ke Rahmatullah pada Rabu, 20 Juni 2012 sekitar pukul 10.00 WIB di Jepara.
Sumber:
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,38157-lang,id-c,nasional-t,LFNU++Rukyat++Muasal+dan+Sarana+Koreksi+Metode+Hisab-.phpx
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,38847-lang,id-c,warta-t,Ahli+Rukyah+NU++Pasti+Ahli+Hisab-.phpx
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,38452-lang,id-c,nasional-t,Ahli+Falak++Pengarang+Kitab+%E2%80%9CNurul+Anwar%E2%80%9D+Wafat-.phpx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar