Tribunnews.com - Jumat, 20 April 2012 05:12 WIB
SERAMBI INDONESIA/KHALIDIN
ILUSTRASI
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Jumlah gempa di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu terkahir semakin meningkat. Hasil penelitian para ahli menunjukkan, gempa ini terjadi akibat ulah
manusia. Penelitian itu menunjukkan, gempa di dekat pembuangan limbah
air bawah tanah dari pengeboran minyak dan gas, ternyata menyebabkan
patahan geologi bergeser. Rata-rata gempa yang terjadi berkekuatan 3,0
pada skala Richter (SR).
Gempa ini terjadi di bagian tengah AS, termasuk Arkansas, Kolorado,
Oklahoma, New Mexico, dan Texas. Menurut ilmuwan di US Geological Survey
(USGS), rata-rata jumlah gempa yang ada meningkat enam kali lipat sejak
abad 20.
Seperti diwartakan Straits Times, Kamis (19/4/2012),
penelitian para ilmuwan ini tak secara gambling mengaitkan peningkatan
aktivitas gempa dengan hydraulic fracturing (HF), aksi yang melibatkan
memompa air dan bahan kimia ke bawah formasi batuan, untuk mengekstrak
gas dan minyak.
Namun, limbah air yang muncul dari aksi ini memang berperan dalam memicu pergeseran patahan geologi dan menyebabkan gempa.
Hasil penelitian ini seakan 'membenarkan' isu yang beberapa waktu
lalu ramai dibicarakan di dunia maya, yang menyatakan gempa yang
mengakibatkan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 silam, adalah hasil
rekayasa senjata thermonuklir AS yang diujicobakan.
Pada forum di Kaskus ditulis, M Dzikron AM, dosen Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung (Unisba) menjelaskan hipotesa tentang hal ini.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), beberapa kali
mengubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan
tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India.
Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi
elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah
proses yang terjadi secara mendadak seperti tsunami Aceh 2004.
Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit
berwarna hitam pekat. Kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah
warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam. Sebaliknya,
mayat-mayat hitam juga nampak setelah dijatuhkannya bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Kapal-kapal perang AS berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh
selama beberapa bulan setelah tsunami. Tindakan itu kabarnya bukan
sekadar memasukkan bantuan, namun juga mengawasi wilayah laut agar
peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
Ditemukan pula sampah nuklir dua bulan pascatsunami di wilayah
Somalia, yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera
Hindia. Sayang, benar atau tidak dugaan itu, hingga kini belum bisa
dibuktikan.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/04/20/gempa-di-as-akibat-ulah-manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar