Prasetyo Utomo/Antara
Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. |
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Makkah menjadi kota teraman dari
guncangan gempa dalam seratus tahun mendatang. Teori itu dilontarkan Ali
Al-Syukri, seorang ilmuwan dari Universitas King Fahd, Dhahran, Arab
Saudi. Ia memperkirakan gempa hebat tidak akan mengguncang Saudi hingga
satu abad mendatang.
Ali mengungkapkan, selama ini getaran dalam lapisan bumi di sekitar Saudi belum melebihi 4,5 Skala Richter. Seperti dilansir Arabnews,
Kamis (6/9), Kepala Departemen Ilmu Astronomi ini mengatakan lindu 4,5
Richter terakhir kali menggoyang Negeri Petro Dolar itu Ahad (2/9) pekan
lalu. Gempa ini berpusat di Pulau Farasan, Laut Merah, dengan kedalaman
181 kilometer di bawah permukaan laut.
Dari gambar satelit menunjukan lempengan tektonik Arab dan lempengan gempa Afrika telah bergerak saling menjauh. Hal itu menyebabkan lapisan kerak bumi terpisah dan melebar ke arah selatan Laut Merah.
Dari gambar satelit menunjukan lempengan tektonik Arab dan lempengan gempa Afrika telah bergerak saling menjauh. Hal itu menyebabkan lapisan kerak bumi terpisah dan melebar ke arah selatan Laut Merah.
Gempa biasanya dirasakan warga di sebelah barat dan barat daya Laut
Merah. Sedangkan lindu-lindu ringan jarang dirasakan masyarakat Saudi.
Getaran itu, ujar Ali menjelaskan, bisa dirasakan kebanyakan karena
pengeboran minyak dan penghancuran gunung batu.
Ada 50 stasiun pemantau gempa dan 150 pos lainnya yang berfungsi
memantau gempa. "Kemampuan mengukur besaran getaran gempa bumi di Saudi
memang bisa dilakukan hingga lima ribu kilometer," ungkap Syukri.
Ia memperingatkan agar pembangunan gedung-gedung pencakar langit
sebaiknya menggunakan bahan berkualitas baik sehingga tahan terhadap
gempa. Jika Saudi aman dari ancaman gempa, setidaknya Ka'bah di Masjidil
Haram, Makkah akan tetap kokoh berdiri hingga satu abad ke depan.
Sumber:http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/09/07/m9z4j9-kabah-aman-dari-gempa-kok-bisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar