Oleh: Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR
Jabal Magnet |
Dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakry halaman 859,
kita kutip informasi Allah SWT dalam Al-Qur’an pada Surah Faathir
(Pencipta): 41. Sebagai berikut ini. “Sesugguhnya Allah menahan ruang angkasa (langit) dan bumi agar jangan hancur berantakan (lenyap). Dan
didalam keterangannya menjelaskan “ Kekuatan yang menahan antara satu
sama yang lain (benda langit) disebut orang gravitasi, kekuatan gaya
tarik menarik. Siapakah yang menciptakan graviatsi itu? Tiada lain ialah
Allah yang maha kuasa.
Selama ini misteri Jabal Magnet di Madinah yang hanya
kita baca dan lihat melalui media, syukur alhamdullilah, kali ini saya
(bersama rekan JCH Kalifah Tour) bisa langsung menyaksikannya dengan
mata kepala sendiri. Tarikan magnet mulai terasa ketika bus melewati
beberapa gunung batu yang terlihat gersang. Laju bus yang kami tumpangi
mulai melambat walaupun jalan tidak menanjak. Suara mesin bus semakin
terdengar menderu-deru ketika kendaraan itu pas berada di atas jalan
yang ditandai garis putih. Sopir terlihat menginjak pedal gas
dalam-dalam.
Sopir mulai menghentikan bus. Ia lalu menetralkan gigi
persneling. Secara perlahan bus bergerak mundur walaupun jalan tidak
menurun. Karena melaju mundur, sopir tidak lama membiarkan busnya terus
melaju. Sopir lalu memasukkan lagi gigi persneling dan bus pun melaju
meskipun lambat. Semakin jauh dari jalan yang ditandai garis putih, laju
bus kian kencang karena tidak lagi tertarik magnet. Setelah tiba di
bundaran, sopir membalikkan laju bus dan kembali ke arah Kota Madinah.
Di tempat yang ditandai garis putih, sopir kembali menghentikan
busnya. Ia memberi tahu kepada seluruh jemaah bahwa ia menetralkan gigi
persneling. Bus mulai bergerak maju walaupun sopir tidak memacunya. Laju
bus semakin lama semakin kencang dan spidometernya menunjukkan
kendaraan itu melaju sampai 110 km per jam.
Kecepatan itu diperoleh bus tanpa mendapat bantuan mesin karena gigi
berada pada posisi netral. Laju bus tanpa gigi persneling itu
berlangsung sepanjang empat kilometer. Di jalan sepanjang empat km itu
bus tertarik magnet. Setelah melewati empat kilometer, sopir bus harus
memasukkan gigi persneling karena pengaruh magnet sudah melemah.
Majalah Mawaddah terbitan Garuda Indonesia edisi Npvember 2004 (Ir.H.
Bambang Pranggono, MBA IAI) memuat artikel mengenai keanehan suatu
daerah di Madinah yang dikenal dengan nama Mantheqa Baida.
Letaknya di balik gunung Uhud tempat terjadi perang sengit antara
pasukan Rasulullah Saw dengan kaum kafir Quraisy, kira-kira setengah jam
perjalanan dari Masjid Nabawi. Wartawan Harian Republika, 9 Maret 2004,
menyebut daerah itu dengan Alkhadil. Keganjilan terjadi pada 5 km ruas jalan aspal menjelang masuk ke sana.
Pada pertengahan 1995, sebuah pesawat latih jatuh di daerah itu tanpa
dikenal sebabnya. Ada tiga teori, (1) Ilusi. Philip Gibbs dari
Universitas Calivornia Riverside berteori bahwa fenomena Mantheqa Baida
ini hanya ilusi, sesatan penglihtan mata. Jalanan di sana yang terlihat
seperti menanjak sebenarnya menurun sehingga dalam keadaan mesin mati,
mobil bisa mengelinding “ke atas”. Bahkan, kalau ada sungai di sana,
akan tampak seolah-olah air sungai mengalir ke atas. (2) Skeptis.
Penduduk setempat mengangap kejadian itu biasa-biasa saja. Menurut
mereka, toh kita tahu bahwa bumi memang memiliki kekuatan jadzaabah (Gravutasi).
Justru pada pendatang yang heboh berkunjung di hari libur. Para ilmuan
lokal seperti Dr. Abdullah bin Abdulhamid, pengajar di Universitas Islam
Madinah mengatakan bahwa fenomena itu tidak perlu dibesar-besarkan. Dia
tidak tertarik meneliti lebih lanjut karena takut menjadi musyrik. Lho!
(3) Antusias. Gejala di sana cukup aneh. Mengetahui bahwa mobil bisa
bergerak sendiri, tetapi kenyataannya logam lain seperti pisau dan jam
tangan tidak tersedot.
Dengan semangat ilmu pemngetahuan, fenomena tadi cukup menarik untuk
diteliti. Mungkin gunung-gunung batu di sekitar Uhud mengandung sejenis
logam dengan kareakter magnet tertentu. Ini adalah fenomena magnet yang
menantang. Negara maju sudah menciptakan kendaraan dengan perinsip
Maglev, magnetic-levitaton, daya angkat magnetic.
Gerbong-gerbong magnetic dan digeser ke ruas berikutnya oleh penggantian
hidup mati kumparan listrik. Karena tidak ada gesekan, kereta itu bias
melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kereta api dengan konsep
maglev sudah ada di Jepang, Jerman, Prancis, dan kini di Cina. Maglev
dengan kecepatan 450 km per jam sudah beroperasi di Shanghai.
Daya tarik menarik dan tolak menolak antara pemusatan magnet di dalam
gunung batu dan konsentrasi logam di mobil itulah yang membuatnya
berjalan menanjak sendiri. Atau sebaliknya menahan laju mobil, atau
membelokkan arah setir. Gejala ini sering terjadi di daerah “angker”, di
tikungan atau hutan tertentu sehingga sering mengakibatkan kecelakaan.
Orang-orang menganggap daerah itu ada “penunggu”-nya. Akibatnya, mereka
menjadi musyrik dengan memberikan sesajen atau melemparkan rokok.
Ironisnya, ketika orang-orang kafir mengenal kekuatan magnet dan
memanfaatkan daya itu untuk kereta api super cepat, sebagian dari kita
yang katanya muslim, masih terbenam dalam tahayul. Fenomena ini
sebetulnya harus merangsang ilmuan Muslim untuk meneliti Mantheqa Baida
dan setiap daerah angker lain, supaya terbongkar penyebab
keanehan-keanehan secara ilmiah, mengubahnya menjadi kekuatan yang
bermanfaat dan memberantas kepercayaan khurafat dan musyrik yang
menyesatkan. Insya Allah.
Sumber:http://ronymedia.wordpress.com/2010/11/28/teka-teki-jabal-magnet/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar