Rabu, 28 September 2011

REPRODUKSI MANUSIA DALAM AL-QUR'AN




Adalah tidak mudah untuk mendapatkan ide reproduksi dalam Qur-an. Kesulitan pertama adalah ayat-ayat yang mengenai soal ini tersebar di seluruh Qur-an seperti yang kita lihat dalam soal-soal lain. Tetapi soal ini tidak merupakan kesulitan besar. Yang dapat menyesatkan seorang penyelidik adalah soal arti kata (vocabulary).

Pada waktu sekarang terdapat terjemahan-terjemahan dan tafsiran tentang beberapa ayat yang memberi gambaran salah tentang wahyu Qur-an mengenai hal-hal ilmiah. Kebanyakan terjemahan Qur-an menyebutkan pembentukan manusia mulai dengan "segumpal darah" dan adherence (rangkaian). Penjelasan semacam itu sangat tak dapat diterima oleh seorang spesialis. Manusia bukan begitu asal mulanya. Dalam ayat-ayat yang membicarakan menetapnya telur dalam uterus (rahim) wanita, kita akan melihat kesalahan ahli-ahli ke Islaman yang tidak mengetahui soal-soal ilmiah.

Keadaan semacam tersebut meyakinkan kita akan pentingnya perpaduan antara pengetahuan bahasa dan pengetahuan ilmiah agar dapat mengerti makna ayat Qur-an yang membicarakan reproduksi.

Pertama Qur-an menandaskan transformasi terus menerus yang dialami oleh embriyo dalam uterus (rahim) si ibu.

Surat 82 ayat 6 dan 7.

Artinya: "Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang.

Surat 71 ayat 1 14

Artinya: "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian."

Di samping pernyataan yang sangat umum, teks Qur-an menarik perhatian kita mengenai soal-soal teks reproduksi, yang dapat kita kelompokkan sebagai benkut:

1) Pembuahan (fecondation) terjadi karena kadar yang sangat sedikit daripada cair.
2) Watak dan zat cair yang membuahi.
3) Menetapnya telor yang sudah dibuahi.
4) Perkembangan embnyo.

1. PEMBUAHAN TERJADI KARENA KADAR YANG SANGAT SEDIKIT DARIPADA CAIR

Qur-an menyebutkan soal ini sebelas kali dengan memakai kata-kata yang kita dapatkan dalam surat 16 ayat 4.

Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata."

Kita harus menterjemahkan kata bahasa Arab Nutfah dengan kata "setetes sperma," kecuali jika nanti ada kata bahasa Prancis yang lebih cocok. Perlu diterangkan bahwa "Nutfah" berasal dan akar kata yang berarti: mengalir; kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadah, sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, dan di sini berarti setetes air sperma, karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma.

Surat 75 ayat 37.

Artinya: "Bukankah ia dahulu sctetes mani yangditumpahkan?"

Kata bahasa Arab Maniy berarti Sperma.

Suatu ayat lain menunjukkan bahwa setetes air itu ditaruh di tempat yang tetap (Qarar) yang berarti alat kelamin.

Surat 23 ayat 13.

Artinya: "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."

Perlu ditambahkan di sini bahwa kata sifat "makin" tak dapat saya terjemahkan dalam bahasa Perancis. Kata tersebut menunjukkan tempat yang terhormat, tinggi dan kokoh. Bagaimanapun, maksudnya adalah tempat membesarnya manusia dalam organisme ibu. Tetapi yang lebih penting ialah bahwa ide tentang setitik cair yang diperlukan untuk pembuahan, sesuai tepat dengan Sains yang kita ketahui sekarang.

2. WATAK ZAT CAIR YANG MEMBUAHI

Qur-an menyebutkan cair yang memungkinkan pembuahan dengan sifat-sifat yang perlu kita selidiki.

a. Sperma, seperti yang baru saja kita terangkan (surat 75 ayat 37).

b. Cairan terpancar, (surat 86 ayat 6).

Artinya: "Ia diciptakan dari air yang terpancar."

c. Cairan yang hina (surat 77 ayat 20).

Artinya: "Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina."

Sifat "hina" (mahin) dapat diartikan, bukannya sifatnya cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya dengan fakta bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kencing dan memakai saluran yang dilewati air kencing.

d. Camparan atau dicampur (amsyaj).

Surat 76 ayat 2:

Artinya: "Sesunggahnya Kami telah menciptakan manusia dan setetes mani yang bercampur ..."

Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah mengira bahwa campuran itu adalah campuran unsur lelaki. Begitu juga ahli-ahli tafsir kuno yang tidak memiliki ide sedikitpun tentang fisiologi pembuahan, khususnya kondisi-kondisi biologi wanita-wanita. Mereka itu mengira bahwa kata "campuran" hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita.

Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan oleh Majlis Tertinggi Soal-soal Islam di Cairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma mengandung banyak unsur-unsur. Ahli-ahli tafsir Muntakhab tidak memberikan perincian tetapi saya rasa keterangannya sangat tepat.

Apakah unsur-unsur sperma yang bermacam-macam itu? Cairan sperma dibikin oleh pengeluaran-pengeluaran bermacam-macam yang berasal dari kelenjar-kelenjar seperti berikut :

a) Testicule, pengeluaran kelenjar kelamin lelaki yang mengandung spermatozoide yakni sel panjang yang berekor dan berenang dalam cairan serolite

b) Kantong-kantong benih (vesicules seminates); organ ini merupakan tempat menyimpan spermatozoide, tempatnya dekat prostrate, organ ini juga mengeluarkan cairan tetapi cairan itu tidak membuahi.

c) Prostrate, mengeluarkan cairan yang memberi sifat krem serta bau khusus kepada sperma.

d) Kelenjar yang tertempel kepada jalan air kencing. Kelenjar Cooper atau Mery mengeluarkan cairan yang melekat, dan kelenjar Lettre mengeluarkan semacam lendir.

Itulah unsur-unsur campuran yang tersebut dalam Qur-an.

Tetapi ada lagi suatu hal yang penting. Jika Qur-an berbicara tentang cairan yang membuahi dan yang terdiri dari bermacam-macam unsur, ia memberi tahu kepada kita bahwa terjadinya manusia adalah karena sesuatu yang dapat dikeluarkan dari cairan tersebut. Ini adalah arti surat 32 ayat 8.

Artinya: "Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)."

Kata bahasa Arab yang diterjemahkan di sini sebagai sari (Quint essence) berarti suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan lain dan merupakan bagian yang terbaik daripada bahan itu. Bagaimanapun cara menterjemahkannya, maksudnya adalah satu bagian daripada suatu keseluruhan.

Yang menyebabkan pembuahan telor atau memungkinkan reproduksi adalah sebuah sel panjang yang besarnya 1/10.000 (sepersepuluh ribu) milimeter. Satu daripada beberapa juta sel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal dapat masuk dalam telor wanita (ovule). Sejumlah yang sangat besar tetap dijalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke telor (ovule) di dalam rendahan rahim (uterus dan trompe). Dengan begitu maka hanya bagian sangat kecil daripada cairan yang menunjukkan aktivitas sangat komplit.

Bagaimana kita tidak terpukau oleh persesuaian antara teks Qur-an dengan pengetahuan ilmiah yang kita miliki sekarang.

(bersambung 2/2)


BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta

Sumber:http://media.isnet.org/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar