Jumat, 07 September 2012

Pesawat Tanpa Awak, Satelit dan Roket Buatan Indonesia

http://24.media.tumblr.com/tumblr_m8kw25zeyn1ryp6qho1_100.jpg
Pesawat tanpa awak SUAV-01

Ribuan orang memadati Sasana Budaya Sabuga, Bandung, Sabtu (11/8). Mereka umumnya kebanyakan mahasiswa dan pelajar asal Kota Kembang. Mereka hadir untuk menyaksikan RiTech Expo yang digelar Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Kegiatan dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ini diisi pameran teknologi dan juga seminar. Sejak pembukaan pada Rabu (8/8) hingga penutupan, Sabtu (11/8), event ini dikunjungi sekitar 8.000 orang.

Kebanyakan para pelajar dan mahasiswa ini sangat antusias menyaksikan secara langsung berbagai penelitian para ilmuwan dalam negeri. "Selama ada Harteknas, penyelenggaraan RiTech Expo tahun ini yang terbesar," kata Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi, Mulyanto, dalam penutupan RiTech Expo, di Bandung, Sabtu.

Peserta RiTech Expo tahun ini, antara lain lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan swasta, BUMN, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Secara keseluruhan ada 77 lembaga dengan 145 booth. Mereka menampilkan hasil penelitian yang menarik, seperti teknologi pertahanan, dirgantara, kedokteran, pertanian, perkebunan, konstruksi, mobil listrik, dan sebagainya.

Penutupan RiTech Expo 2012, juga diisi dengan penandatanganan prasasti tiga hasil penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), yaitu Satelit Lapan A-2, Roket RHAN-122, dan pesawat tanpa awak SUAV-01.

Kepala Lapan, Bambang Setiawan Tejakusuma, menuturkan Satelit A-2 merupakan hasil karya peneliti Indonesia. Rencananya, tahun depan, satelit ini akan diluncurkan menumpang roket India dan mengorbit di equator. "Ini satu-satunya satelit pemantau Bumi yang mengobit di ekuator," tandas Bambang.

Adapun Roket RHAN-122 merupakan hasil konsorsium Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana. Roket ini bisa menempuh jarak hingga 14 kilometer dalam uji tembak di Baturaja, beberapa waktu lalu.

Selain roket, Lapan juga mengembangkan pesawat tanpa awak SUAV-01. Pesawat ini dilengkapi kamera untuk memotret keadaan di sekitarnya. Selain itu, dilengkapi GPS (Global Positioning System) sebagai alat kontrol. Pesawat ini mampu terbang sejauh 12 kilometer dengan umur terbang selama 8 jam. "Pesawat ini telah dimanfaatkan untuk pemotretan wilayah di sekitar gunung berapi dan lahan pertanian," kata Bambang.

Rangkaian penutupan RiTech Expo 2012 juga menjadi ajang pengumuman lomba penulisan Iptek untuk para jurnalis yang diselenggarakan Kemenristek bekerja sama dengan Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapiptek).

Juara pertama diraih Nur Hidayat, wartawan Majalah Gatra, dengan artikel berjudul "Menjinakkan Kanker dengan Terapi ECVT". Juara kedua, Erwin Prima PZ (Majalah Tempo), dengan judul artikel "Agar Pupuk Tak Terbuang Percuma" dan juara ketiga, Agung Wredho (Koran Jakarta), dengan artikel berjudul "Membedah Tabir Laut Dangkal". Awm/AR-4

Sumber: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/98021

1 komentar:

  1. Kita masih jauh dibanding dg negara luar, dlm bidang alat persenjataan buatan dalam negeri dan kita tdk boleh sombong sdh dpt membuat sebagian. Kita terus belajar utk sampai menguasai teknologi modern,kalau bisa memotocopy/merebut teknology seperti pembuatan candi dan hasilnya orang luar mengakui hasil ciptaannya.

    BalasHapus